Pembentukan Kelompok UMKM sebagai Upaya Pemberdayaan Masyarakat Gang Mekar

Gakarya merupakan sebuah gagasan program pemberdayaan ekonomi masyarakat berupa pembentukan kelompok UMKM yang dirancang oleh sekelompok mahasiswa dari Universitas Pendidikan Indonesia di bawah bimbingan Bapak Dr. Cik Suabuana, M.Pd. dan Ibu Mirna Nur Alia Abdullah S.Sos., M.Si. dalam mata kuliah Pemberdayaan Masyarakat Desa dan Kota. 

Gagasan program ini dilatarbelakangi oleh keadaan Gang Mekar yang merupakan salah satu wilayah pemukiman kumuh di Kelurahan Tamansari, Kota Bandung. Pemukiman kumuh merupakan salah satu indikator masyarakat dengan perekonomian yang rendah. 

Hal tersebut sebagaimana penelitian yang menyebutkan bahwa kondisi sosial ekonomi  masyarakat, khususnya Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR) cenderung memicu munculnya hunian kumuh di perkotaan (Sumarwanto, 2014). Selain itu, Gang Mekar merupakan daerah yang belum pernah tersentuh oleh program pemberdayaan, khususnya semacam pelatihan yang dapat meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM).

Dalam menjalankan suatu program pemberdayaan agar dapat berjalan dengan baik maka harus ditempuh sembilan tahap pemberdayaan. Adapun sembilan tahapan tersebut, yakni sebagai berikut.

1. Pertama, pemetaan potensi. Dalam pemetaan potensi Gang Mekar berada pada posisi strategis, karena berdekatan dengan kawasan komersial yang terkenal di Kota Bandung, yaitu adanya Mall Ciwalk dan toko-toko sebagai pusat perbelanjaan. Sehingga, Gang Mekar berpotensi dalam membuka suatu usaha. Selain itu, kalangan anak muda Gang Mekar banyak yang sudah melek teknologi. Kemudahan teknologi yang didukung oleh meleknya teknologi pada pemuda Gang Mekar akan memudahkan sebuah usaha untuk dipasarkan produknyanya secara meluas. 

2. Kedua, analisis potensi. Analisis potensi pada masyarakat Gang Mekar dikaji menggunakan analisis SWOT. Strength atau kekuatan yang dimiliki masyarakat Gang Mekar adalah sebagai masyarakat kota, yakni diuntungkan dengan beberapa kemudahan, seperti mobilisasi aktivitas masyarakat yang mudah dan akses terhadap teknologi serta jaringan internet yang memadai. 

Selain itu, tempat tinggal masyarakat yang strategis serba dekat dengan pusat perbelanjaan. Sementara itu, Weakness atau kelemahannya terletak pada keterampilan masyarakat yang masih kurang, sehingga mereka belum mampu bersaing atau membentuk suatu usaha secara mandiri dan berkepanjangan. 

Selain itu, dikarenakan lokasinya yang terpojok membuat masyarakat Gang Mekar kurang tersentuh oleh program pemberdayaan dari pemerintah setempat, sehingga kondisi masyarakatnya kurang diperhatikan. Selanjutnya, Opportunity atau peluangnya, yaitu masyarakat Gang Mekar dapat berpotensi menjadi pusat produk UMKM, karena letaknya yang strategis. Sehingga, jangkauan pemasaran produknya mudah lantaran didukung oleh fasilitas teknologi. Terakhir, threat atau ancaman, yaitu kemampuan masyarakat yang tidak bisa bersaing akan menyebabkan usaha masyarakat tersebut menjadi gagal. 

3. Ketiga, penyusunan desain model. Penyusunan model terdiri dari beberapa tahap. Tahap pertama, yaitu tahap pra pemberdayaan. Tahap ini mencakup analisis potensi, identifikasi potensi dan masalah, serta analisis kebutuhan. Hasil analisis potensi terlihat bahwa masyarakat Gang Mekar menunjukkan sikap positif, yakni sangat terbuka dan siap ikut berpartisipasi dalam program pemberdayaan. 

Kemudian, hasil identifikasi potensi dan masalah ditemukan bahwa masyarakat Gang Mekar memiliki potensi untuk membentuk sebuah UMKM, karena posisi wilayah nya yang memungkinkan dibentuk suatu usaha. Potensi lainnya terletak pada jiwa kewirausahaan yang dimiliki masyarakat. Hal ini dibuktikan dengan adanya semangat berdagang pada masyarakat Gang Mekar.