Mohon tunggu...
Yuliani Aisyah
Yuliani Aisyah Mohon Tunggu... Dosen - Staf pengajar

Teknologi Hasil Pertanian

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Mengolah Limbah Kakao Menjadi Vermikompos di Desa Saree, Aceh Besar

14 Oktober 2018   18:52 Diperbarui: 14 Oktober 2018   19:34 716
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.


Limbah kulit buah kakao merupakan hasil samping agroindustri perkebunan kakao rakyat di desa Saree Aceh Besar.  Limbah ini belum dimanfaatkan dan terbuang percuma.  Limbah ini merupakan bahan baku yang sangat potensial sebagai pupuk organik vermikompos.  

Vermikompos  adalah kompos  yang  diperoleh  dari  hasil perombakan bahan-bahan organik oleh cacing tanah yang memiliki keunggulan yaitu komposisi nutrisi yang dikandungnya lebih lengkap dibandingkan dengan pupuk kompos lainnya serta ramah lingkungan.  

Vermikompos mengandung hara makro dan mikro serta zat pengatur tumbuh yang sangat dibutuhkan oleh tanaman.  Hasil olahan vermikompos ini dapat digunakan sebagai pupuk pada budidaya tanaman jagung manis di desa Saree Aceh.  Pengolahan limbah ini merupakan kegiatan pengabdian masyarakat sebagai salah satu implementasi dari tridharma perguruan tinggi.  Tujuan kegiatan ini adalah mengolah limbah kakao yang selama ini telah menjadi permasalahan yang menyebabkan sanitasi lingkungan yang kurang baik.  

Kulit buah kakao yang telah diambil bijinya menumpuk di lahan perkebunan dan menimbulkan dampak buruk seperti pencemaran tanah,  media berkembangnya nyamuk malaria, dan kehadiran hama lalat buah yang menjadi perantara perpindahan penyakit pada perkebunan kakao. Kegiatan ini telah dilaksanakan sejak Februari hingga September 2018 dengan melibatkan kelompok tani mitra yang ada di desa Saree Aceh Besar.  

Hasil yang diperoleh dari kegiatan ini adalah Tim Pengabdi dari Fakultas Pertanian telah berhasil mengaplikasikan pupuk organik vermikompos pada lahan budidaya jagung manis dan memberikan hasil yang maksimal. Penggunaan pupuk vermikompos secara langsung dapat menghemat biaya pemupukan sebesar 30-40%. Kegiatan ini juga mendukung upaya untuk terlaksananya pertanian berkelanjutan (sustainable agriculture) dengan memanfaatkan semua potensi local yang ada.

Halimursyadah, Nurhayati (Program Studi Agroteknologi Fakultas Pertanian Universitas Syiah Kuala)

Jauharlina (Program Studi Proteksi Tanaman Fakultas Pertanian Universitas Syiah Kuala)

*Email: rhalimursyadah@yahoo.com

 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun