Soto Sragen dengan Konsep Jawa begitu menggoda, betah berlama-lama. Ya, mungkin kalimat ini pantas tersemat dalam kulineran kami.
Pengalaman Pertama MenikmatiSepekan lalu, tepatnya pada 10 November 2024, suami mengajak makan pagi di Warung Soto Sragen.
"Jauh banget. Apa nggak ada yang dekat?" jawab saya asal-asalan.
Saya sih cuma menggoda suami, sebab tidak mungkin kami akan pergi ke kota tersebut hanya demi menyantap semangkuk makanan berkuah.
"Itu lho Mi..., yang dekat Mbah Ruwet. Kata Mbokde, ada warung soto anyar dan laris banget,"
"Oh...ada warung baru? ayo kita coba."
Kami memang jarang keluar, lebih-lebih kawasan yang di maksud suami berada di bagian timur, sekira 1 km dari rumah.
Keluarga kami lebih sering ke kota jika ingin menikmati kuliner, atau sekadar berbelanja.
Pagi yang sejuk, bermotor berduaan meliwati area persawahan, dengan tangan melingkar di pinggangnya begitu asyik. Sesekali kami bercanda layaknya pasangan muda pada umumnya. Hehe...
Terkadang bertegur sapa jika berpapasan maupun melewati tetangga yang beraktivitas di sawah.