Mohon tunggu...
Yuliyanti
Yuliyanti Mohon Tunggu... Wiraswasta - Yuli adja

Yuliyanti adalah seorang Ibu Rumah Tangga memiliki kesibukan mengurus bisnis keluarga, Leader paytren, Leader Treninet. Sebagai penulis pemula telah meloloskan 7 antologi. Penulis bisa ditemui di IG: yuliyanti_leader_paytren Bergabung di Kompasiana 20, Oktober 2020

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Aku Masih Merindukanmu

16 Maret 2023   13:38 Diperbarui: 20 Maret 2023   20:39 214
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Ujung Senja. Dokpri Yuliyanti

Ketika senja di ujung purnama, bersamamu melakoni kisah. Serasa ada ribuan pilu membalut hatiku. Merebaknya warta, jika diriku bukanlah satu-satunya wanita pengisi relung hatimu. Bahkan ketika kutahu dirimu mendua hati, aku masih kokoh di sampingmu. Ah, bodohnya aku.

Semua karena adanya sebuah keyakinan, aku tetap ingin berjuang. Ya, memperjuangkan mu di setiap munajad panjang. Kuderaskan segenap doa dan harapan. Sehingga aku tak ingin beranjak. Apalagi jika harus berpindah ke lain tempat. 

Baca juga: "Secawan Candu"

Kau tahu alasanku?

Sebab, hati tertawan olehmu. Sekalipun aku hanya meringkuk dalam sudut hatimu. Yakinku tetap tergaung, kau diciptakan untukku. Ya, semenjak pertemuan yang menurutku menjadi "takdir" yang tertulis.

Kau melengkapi hidupku di antara senja yang bergulir. Tapi itu dulu. Sekali lagi kukatakan, itu dulu. Sebelum diriku memahami seberapa pentingnya aku dalam hidupmu.

Pelan-pelan aku mulai beranjak, meski sebenarnya hatiku menolak. Ketika kau kembali membawa secawan candu, kembali aku menyambutmu. Ah, inikah cinta?
Nyatanya aku masih merindukamu, dan ingin selalu di sisimu.

Baca juga: Selamat Ulang Tahun

Sekalipun kedatanganmu bukan untuk membahas tentang kita, bahkan kau bercakap tentang impianmu. Bodohnya aku, terlena dan hanyut dalam cakapmu. Aku juga takbisa membaca gelagatmu.

"Alisa, apa kabar?"

Percakapan pembuka yang sederhana, dan terlalu sering kau ucapkan setelah menghilang beberapa pekan. Sebenarnya kau tahu aku baik-baik saja. Satu yang tidak kuungkap, sebenarnya, "Aku Masih Merindukanmu" hingga detik itu.

Aku juga rindu panggilan khususmu untukku. Bukan sapaan nama yang sering kau ucapkan. Ya, setelah beberapa purnama mungkin kau lupa. Atau mungkin kau melupakannya?
Melupakan panggilanku dengan sebutan yang hanya kau seorang yang menyebutnya. Panggilan yang membuatku jatuh cinta.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun