"Oo...usus besar-re ngoreng. Sesuk operasi yo, Nduk!. Tak wenehi surat rujukan."
("Oo...usus besar-nya luka. Besuk operasi ya, Nduk! Saya beri surat rujukan.") Kata Pak Mantri sembari menyerahkan sejumlah obat.
Mendengar kata "operasi" membuat nyali ciut, membayangkan saja sudah ngeri, apalagi melakoni.
"Nggak mau!"Â
Saya pun menangis. Kesedihan kami tak hanya sampai di situ, nenek(almarhum) menunjukan sikap aneh, diusianya yang ke- 70 an mendadak sakit.
Tetua kampung bilang, umur nenek tidak lama lagi. Terang saja membuat kami sedih, terlebih saya yang begitu menyayanginya.
Kedukaan pun bertambah saat adik lelaki yang duduk di bangku SMP hendak ujian pun sakit bibit tipes, rasanya lengkap ujian kami terima.
Doa dan ikhtiar kami lakukan untuk kesembuhan, lagi-lagi saya tidak mau operasi saat Pak Mantri kunjungan pemeriksaan pada kami bertiga.
Sesaat timbullah ide. Saya minta kepada bapak agar beliau bersedia menghaluskan obat yang berbentuk pil. Sebab, saat minum sebutir pil meski kecil pun pasti kembali (muntah).
Mitos atau Fakta, Kucing Mati Demi Majikannya
Dengan metode gerus pil, saya bisa meminum obat dengan baik, selain harus menyantap makanan halus, seperti bubur.Â