"Setiap manusia yang terlahir ke dunia fana, pastilah mempunyai rasa. Takpeduli seniman, pujangga atau rakyat biasa. Sebuah rasa adalah anugerah terindah dari Sang Pencipta."
Terkadang luapan tersebut bisa diutarakan atau pun terpendam dalam lubuk hati yang paling dalam. Sehingga takseorang pun tau, kecuali Tuhan yang Maha mengetahui adanya rasa tersebut.
Soal mengolah rasa taksemudah mengatakannya. Terkadang mengikuti suasana hati, entah kala emosi, senang, sedih pun gundah gulana dapat memicu kita untuk mengekpresikannya.
Saya teringat sebuah kejadian beberapa tahun silam, lewat sebuah tulisan bahkan  hingga sebuah lagu mampu menumbuhkan rasa suka.
Meski goresan itu sangat sederhana sekali, mungkin bagi sebagian orang tidak begitu memerhatikan. Namun, kala saya membaca kalimat tersebut mempunyai makna yang mendalam. Iya, sebuah kalimat "Cintai Aku Karena Allah."
Dalam tulisan tersebut menjabarkan, bahwasanya setiap hati ingin disayang, dicintai tanpa syarat, itu menurut kaca mata saya. Dari situlah muncul kosa kata indah, yang tak mampu terucap secara lisan.
Akan tetapi, saya jarang menuliskan sebuah tulisan dalam buku diary semenjak menikah.
Bagi saya, diary setelah menikah adalah tambatan hati, atau pun hati nurani sendiri. Kala memaknai tulisan di atas, hanya tersimpan dalam lubuk hati teramat dalam.
Sejak saat itulah, saya ingin mengapresiasikan sebuah tulisan sebagai simbol suara hati mendalam.
Setiap kosa kata apik, saya tulis dalam buku agenda kerja. Iya, lucu kan? Hehe, takapalah, sebagai tabungan tulisan semoga menjadi karya terbaik.