Mohon tunggu...
Sam
Sam Mohon Tunggu... Mahasiswa -

Padi tumbuh tak berisik. -Tan Malaka

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Perlukah Bonek Menghapus Tradisi "Estafet"?

16 April 2018   17:46 Diperbarui: 17 April 2018   13:11 5972
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto Bonek yang cukup terkenal saat truk TNI yang ditumpanginya terguling. (Sumber: Jawa Pos | SHOLIHUDDIN)

Kompak, tetap kompak, meskipun pro kontra tradisi estafet harus dirundingkan. Duduk bersama, minum kopi, dengan hati yang bersih mungkin akan membuahkan solusi. Hal itulah yang dilakukan Bonek. Pada Minggu malam, tanggal 15 April 2018 Bonek mencoba mencari solusi permasalahan sekaligus menyalakan lilin untuk memperingati ulang tahun Micko Pratama.

Sebuah ide yang menurut saya cukup inovatif lahir. Pihak manajemen perlu membentuk suatu badan atau divisi yang membidangi masalah away days. Badan atau divisi tersebut bekerja khusus untuk menangani away days, yaitu mengawal Bonek yang akan estafet ke kota lain demi mendukung Persebaya.

Nantinya badan tersebut berkoordinasi dengan korwil-korwil Bonek di setiap kota, juga dengan aparat kepolisian untuk menjaga keamanan Bonek selama perjalanan pergi dan kembali.

Solusi tersebut perlu segera direalisasikan karena cukup masuk akal. Untuk sekelas manajemen klub besar, hal tersebut tidaklah susah. Kalau manajemen tidak mau, mereka harus bertanggung jawab menyediakan truk untuk perjalanan Bonek demi menjaga keamanan karena bagaimana pun Bonek adalah bagian yang tak terpisah dari Persebaya.

Perayaan 90 tahun Anniversary Peserbaya. [Foto: Jawa Pos]
Perayaan 90 tahun Anniversary Peserbaya. [Foto: Jawa Pos]
BONEK

Jujur, terlepas dari apapun, saya kagum dengan militansi Bonek. Mungkin seperti Bonek mendukung Persebaya, perjuangan arek-arek Suroboyo dalam peristiwa 10 November 1945, sebuah perang terdahsyat sekaligus perang paling berat yang pernah dialami Inggris.

Bonek saat ini telah berubah menjadi suporter yang kreatif dan mulai mengampanyekan "no rasis" dalam setiap pertandingan. Di era persepakbolaan modern ini, Bonek mengikuti tuntutan zaman bahwa nama suporter bisa terangkat dari kreativitas yang ditunjukkan. Bukan dari rasisme atau anarkisme. Terdapat pepatah yang berbunyi "Perihal anarkis, Bonek telah mendapat sertifikat".

Ya, Bonek sudah berubah menjadi suporter yang dewasa. Bahkan mulai banyak tercipta perdamaian antara Bonek dengan kelompok suporter lain yang dulu memusuhinya.

Namun perlu dipahami bahwa masih ada pihak-pihak yang ingin menghancurkan Persebaya, lebih jauh lagi meniadakan Bonek, lebih jauh lagi membunuh semangat arek-arek Suroboyo. Untuk itu saya berharap kepada Bonek, tetaplah menjaga tradisi dan semangat ke-bonek-an. Nekat!

 Sekali lagi, selamat ulang tahun Micko Pratama.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun