Mohon tunggu...
Yulia Sari
Yulia Sari Mohon Tunggu... Mahasiswa - -

-

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pendidikan Inklusi Mewujudkan Masyarakat yang Inklusi

22 April 2021   13:35 Diperbarui: 22 April 2021   13:44 146
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS


Tarmansyah (2009:75) mengatakan bahwa sekolah inklusi adalah sekolah yang menampung semua murid di kelas yang sama. pendidikan inklusi ini adalah pelayanan pendidikan bagi peserta didik yang mempunyai kebutuhan pendidikan khusus di sekolah regular (SD, SMP, SMA, dan SMK) yang tergolong luar biasa baik dalam arti berkelainan, lamban belajar (slow learner) maupun yang berkesulitan belajar lainnya. (L.K.M. Marentek 2007:145) . Selain itu  Pendidikan inklusi adalah suatu kebijakan pemerintah dalam mengupayakan pendidikan yang bisa dinikmati oleh setiap warga Negara agar memperoleh pemerataan pendidikan tanpa memandang anak berkebutuhan khusus maupun anak-anak pada umumnya agar bisa bersekolah dan memperoleh pendidikan yang layak dan berkualitas untuk masa depan kehidupannya.

 Kemudian Alimin, Z. (2005) menjelaskan bahwa pendidikan inklusi adalah sebuah proses dalam merespon kebutuhan yang beragam dari semua anak melalui peningkatan partisipasi dalam belajar, budaya dan masyarakat, dan mengurangi eklusivitas di dalam pendidikan. Pendidikan inklusi mencakup perubahan dan modifikasi dalam isi, pendekatan-pendekatan, struktur dan strategi yang dapat mengakomodasi kebutuhan semua anak sesuai dengan kelompok usianya.


Penyelenggaraan sekolah inklusif berarti melaksanakan pendidikan dimana dalam satu kelas terdapat minimal satu siswa berkebutuhan khusus belajar bersama dengan teman-teman siswa normal lainnya, dengan hak pendidikan dan pengajaran yang sama. Melalui penyatuan ini diharapkan antara siswa normal dan siswa berkebutuhan khusus terjadi hubungan timbal balik saling menghargai dan saling membantu di antara mereka. Pada siswa normal dalam mengikuti pembelajaran di kelas tentu tidak menjadi sebuah masalah, akan tetapi bagi siswa berkebutuhan khusus tentu membutuhkan perhatian tersendiri.


Dalam pelaksanaan pembelajaran tentunya tidak berjalan dengan mudah, anak-anak berkebutuhan khusus perlu menyesuaikan dirinya dengan lingkungannya yang ada, namun dengan Keterbatasannya ini bukan menjadi sebuah penghalang bagi proses belajarnya di kelas reguler. Semua keterbatasan itu tentu akan mudah dilalui jika dalam diri siswa berkebutuhan khusus memiliki keyakinan diri (Self Efficacy)yang tinggi bahwa mereka bisa belajar bersama melawan keterbatasannya dalam lingkup pendidikan inklusif.


Selain itu bagi pihak sekolah Pemberian layanan pendidikan untuk anak berkebutuhan khusus telah dijamin dalam Permendiknas No. 70 Tahun 2009 bahwa setiap peserta didik yang memiliki kelainan fisik, emosional, mental, dan sosial atau memiliki potensi kecerdasan dan/atau bakat istimewa berhak mengikuti pendidikan secara inklusif pada satuan pendidikan tertentu sesuai dengan kebutuhan dan kemampuannya (pasal 3).
Bagi masyarakat sekitar dan pihak sekolah, pastilah memiliki pandangan yang berbeda beda dalam memahami akan adanya sekolah inklusi ini, namun dengan mereka menyetujui dan mendukung sekolah inklusi ini maka mereka telah mendukung akan adanya sutau bentuk reformasi dalam pendidikan, yaitu menekankan sikap anti diskriminasi, perjuangan persamaan hak dan kesempatan, keadilan, dan juga perluasan akses pendidikan bagi semua peserta didik, meningkatkan mutu, serta upaya dalam mengubah sikap masyarakat terhadap anak berkebutuhan khusus. (Takdir, 2013: 25).


Pendidikan inklusi ini tentu saja ada kelebihan dan kekurangannya namun dengan pelaksanaan ini maka warga Negara akan memperoleh pemerataan pendidikan tanpa memandang anak berkebutuhan khusus maupun anak-anak pada umumnya agar bisa bersekolah dan memperoleh pendidikan yang layak dan berkualitas untuk masa depan kehidupannya. Dengan hal itu maka tidak ada lagi benteng ataupun pembatas antara masyarakat dengan anak yang berkebutuhan khusus. Dan lingkungan yang tercipta sangat mendukung terhadap anak dengan berkebutuhan khusus, mereka dapat belajar dari interaksi spontan teman-teman sebayanya terutama dari aspek sosial dan emosional.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun