Mohon tunggu...
Yulia Tri Utami
Yulia Tri Utami Mohon Tunggu... -

penulis muda

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Dreams Come True

2 April 2019   21:23 Diperbarui: 2 April 2019   21:33 21
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Fiksiana. Sumber ilustrasi: PEXELS/Dzenina Lukac

Hidup itu misteri, apa yang kita lalui dan jalani adalah misteri dari sang Kuasa. Sama halnya dengan hidupku, aku tak pernah bermimpi dan tak pernah membayangkan kehidupan seperti apa di RSJ itu namun hal itu terjadi juga dengan diriku sendiri. Aku tak pernah memintanya bahkan melihat kehidupan di sana pun aku tak ingin . Namun itulah skenario dari Tuhan yang kita sendiri tak bisa menolaknya . Di sini aku belajar apa itu arti takdir , dan memang semua itu suratan dari Nya, kita tak bisa menolaknya atau pun menghindarinya.

Flasback

Padang ,Mei 2013
Hari itu adalah hari yang penuh air mata untukku. Hari di mana keluargaku memasukan kU ke RSJ, aku lunglai dan tak bisa menolak waktu itu. Aku memberontak inginkan kebebasan namun luka yang aku dapatkan. Mereka memasungku dengan kedua kaki dan tangan diikat dan aku dimasukkan ke sebuah ruangan yang sudah tua bangunannya. Aku memberontak inginkan kebebasan namun itu tak aku dapatkan. Air mataku mengalir deras di pipiku , namun hingga malam datang aku tak juga dibebaskan. Hatiku terasa perih, dan sakit ini tak akan pernah aku lupakan seumur hidupku. Aku seperti penjahat yang dikurung di sel berjeruji dan tak berjendela itu, Akh perih dan perih. Aku menangis keras- keras inginkan kebebasan, namun jawaban ini yang aku dapatkan.

"Dokternya sudah pulang KAK."

Rasa takut terus mendera hatiku, aku semakin tak bernyawa malam itu. Namun hanya kekuatan doa lah yang menyelamatkanku, dan akhirnya malam itu aku tertidur dengan sendirinya.

Pagi itu aku dibangunkan oleh perawat, kedua kaki dan tanganku dilepas ikatannya dan kakiku sebelah kiri membekas luka penuh darah . Karena tadi malam aku memberontak inginkan kebebasan. Dan aku diseret ke kamar mandi, seperti penjahat aku diperlakukan di sini. Inilah takdir yang aku terima dan mungkin ini lah jalan hidup yang harus ku tempuh.
Setelah selesai mandi dan berpakaian, aku beserta pasien-pasien lain di suruh makan pagi.
"Aku tak mau menelan makanan itu hingga perawat menyuapkan makanan itu ke dalam mulutku."

Aku dipaksa makan dan setelah minum obat, aku kembali dikurung dalam ruangan ke tiga, aku yang masih kehilangan kesadaran hanya terbaring di atas dipan coklat itu. Aku pasrah dengan semua penyiksaan dan luka ini, dan Ntah apa jadinya hidupku selanjutnya jika hari ini aku tak bisa melewatinya.

Tiga hari berlalu, dan hari ini aku dipindahkan ke ruangan Anggrek. Ruangan ini berbeda dengan ruangan lainnya di RSJ ini. Namun walaupun berbeda tapi aku tetap tak menginginkannya karena hanya kebebasan lah yang aku inginkan.

Di ruangan ini lah cerita baru kU mulai, aku mendapatkan keluarga baru. Dan mereka Menyayangiku seperti keluarganya. Ada keluarga Amora dari Kerinci dan Keluarga BU Amblas, serta teman-temanku lainnya.
 Pagi itu aku mengurung diriku di dalam kamar, aku masih saja menolak kenapa aku harus berada di tempat ini sementara aku masih mempunyai mimpi untuk menjadi seorang sarjana. Akh.. lagi- lagi aku kalah dengan keadaan. Aku tak habis fikir kenapa penderitaan ini masih saja aku rasakan. Andai waktu dapat aku putar aku pasti tak memilih jalan untuk Menemuimu bahkan aku tak akan mau berjumpa denganmu.
Akh.. cinta memang membuatku gila dan hampir saja merenggut nyawaku.

Dan sosok itu tak akan pernah lagi aku ingat sampai kapan pun, karena setelah tahu aku dirawat dia tak juga kunjung menjengukku bahkan tahu kabar kU pun tidak. Akh..terlalu L drama kisah ini , ditinggalkan oleh orang yang kita sayang memang menyakitkan tapi lebih menyakitkan di saat kita mulai mencintai dan kita ditinggalkan. Sakitnya sungguh luar biasa.

Alexa.. kenapa diam di situ? Ayo ikut kakak nonton TV." Suara perawat mengagetkan kU.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun