Mohon tunggu...
Yuli Anita
Yuli Anita Mohon Tunggu... Guru - Guru

Jangan pernah berhenti untuk belajar

Selanjutnya

Tutup

Diary Artikel Utama

Ketika Mereka Kuliah di Luar Kota

1 Juli 2022   21:20 Diperbarui: 2 Juli 2022   02:46 789
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi merantau (Sumber: Jawahir Gustav Rizal via kompas.com)

"Buat jaga-jaga, Buk," katanya saat itu. Sebuah langkah yang sangat logis, pikir saya. Jika plan A gagal, setidaknya masih ada plan B.

Ketika pengumuman SBMPTN ternyata anak saya gagal. Tampak sekali kekecewaan di wajahnya. Apalagi teman-temannya yang selama ini belajar bareng banyak diterima di UM ataupun Brawijaya. 

"Gak apa apa Le, ada takdir yag lebih baik nantinya," kata saya menghibur.

Dan benarlah, beberapa hari kemudian ternyata pengumuman UTUL menyebutkan bahwa anak saya diterima Jogja. Ya Allah, benar- benar sebuah karunia.

Masalah berikutnya timbul. Lha ke Jogja nanti njujug ke mana? Sebenarnya kakek saya asli Jogja, katanya banyak saudara yang tinggal di daerah Kauman.  api kami sudah lama tidak silaturahmi dan akhirnya kepaten obor. 

Namun dalam kondisi apapun, pertolongan Allah selalu dekat dengan kita. Ternyata ada mantan siswa saya yang punya kos-kosan di daerah Jogja dan menyediakan satu kamar kosong untuk kos anak saya sambil mencari tempat kos yang lebih dekat dengan kampus.

Akhirnya deal, di hari yang ditentukan kami berangkat ke Jogja. Berbekal tekad dan keberanian, karena sebelumnya kami sama sekali belum pernah ke sana. 

Singkat cerita akhirnya anak saya kos selama satu bulan di tempat mantan siswa saya tadi sebelum akhirnya mendapatkan tempat kos yang lebih dekat ke kampusnya yaitu di Jalan Kaliurang.

Selesai dengan anak kedua, ternyata anak yang ketiga ingin mengikuti jejak masnya. Ketika masnya duduk di semester 5,  adiknya yang kelas 12 ingin masuk astronomi.

"Boleh Buk? " Tanyanya minta izin. Deg..Adoh pisan iki, pikir saya.

"Oh, boleh, kalau kamu yakin passion-mu di sana." kata saya mantap. Padahal hati saya agak berat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun