Mohon tunggu...
Yuli Anita
Yuli Anita Mohon Tunggu... Guru - Guru

Jangan pernah berhenti untuk belajar

Selanjutnya

Tutup

Ramadan Pilihan

Pentingnya Budaya Antre, Sebuah Catatan Menjelang Lebaran

30 April 2022   06:02 Diperbarui: 30 April 2022   07:05 1203
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Suasana antri di depan ATM,  sumber gambar: http://PepNews.com

Pagi itu saya ada keperluan mengambil uang di ATM yang berlokasi di dekat sekolah.  Rencananya sesudah mengambil uang,  saya akan langsung ke pasar untuk belanja beberapa keperluan lebaran.

Jam masih menunjukkan pukul 10.30, namun hawa terasa lumayan panas.  Mungkin karena kendaraan yang lewat di daerah Celaket lumayan padat.

Sampai di ATM,  tepat seperti yang saya perkirakan, suasana ramai sekali.  Antrian lumayan banyak, padahal ada empat ATM yang disediakan.  Tapi semua penuh,  dan diluarnya ada barisan manusia  termasuk saya.
Ya,  menjelang lebaran banyak yang perlu bertransaksi lewat ATM.

Setelah agak lama menunggu, giliran saya tinggal menunggu satu orang lagi. Menit demi menit berlalu. Selesai bertransaksi, ibu yang berada di dalam sudah menuju pintu untuk keluar,  dan saya siap untuk masuk.

Di luar dugaan seseorang langsung nyelonong merebut antrian, sebutlah namanya Si Mbak.  Tanpa menoleh kiri kanan ia langsung menuju bilik ATM.

"Lho, " seru kami yang di luar hampir bersamaan.  Terutama saya,  kaget sekali.  Ini kan giliran saya? pikir saya gemas.
Tanpa menoleh pada kami bahkan sampai tidak sempat menutup bilik ATM Si Mbak langsung bertransaksi di bawah tatapan heran orang orang.

Seorang bapak yang berdiri di dekat saya langsung mengingatkan Si Mbak begitu keluar dari ATM.  Ada sedikit perdebatan di antara mereka tapi akhirnya selesai. Si Mbak meninggalkan tempat dengan wajah agak malu.

Peristiwa di atas sungguh menjadi bahan pikiran saya dalam perjalanan pulang. Betapa pada beberapa orang kesadaran untuk antri masih kurang sekali.
Bayangkan,  nyelonong begitu saja tanpa perasaan berdosa. Apa tidak malu diingatkan di depan orang banyak.  

Tentang Budaya Antri

Belajar antri,  dokumentasi pribadi Effendy Yusa
Belajar antri,  dokumentasi pribadi Effendy Yusa

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun