Mohon tunggu...
Yuli Anita
Yuli Anita Mohon Tunggu... Guru - Guru

Jangan pernah berhenti untuk belajar

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Gendam dan Beberapa Tips untuk Menghindarinya

20 Juni 2021   06:34 Diperbarui: 22 Juni 2021   14:23 570
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi gendam, Sumber gambar: Halodoc


Membaca topik pilihan kali ini yaitu tentang copet di sekitar kita, saya tiba-tiba teringat pada dua peristiwa yang pernah terjadi sekian tahun yang lalu. Bukan peristiwa pencopetan, tapi agak dekat hubugannya yaitu gendam. 

Gendam adalah kejahatan penipuan menggunakan metode hipnotis (hypnosis) dipercaya menggunakan ilmu hitam atau magic atau sihir. Modusnya biasanya dengan menepuk pundak atau lengan, mengepulkan asap rokok atau wewangian, mengajak bicara, memberi doa-doa dan mungkin ada yang lain. Korban biasanya tidak sadar, dan saat itulah penjahat melakukan aksinya.

Peristiwa gendam yang pertama menimpa anak saya. Saat itu anak saya masih kelas 10 SMA. Ketika ujian tengah semester genap ia mendapat giliran masuk siang. Seperti biasa ia berangkat sekolah naik mikrolet. Karena ujian dimulai pukul 12.00, ia berangkat pukul 11.00. Biasanya waktu untuk mencapai sekolah tidak lebih dari setengah jam. 

Tidak ada hal yang aneh ketika ia masuk mikrolet. Hari itu kebetulan ia satu-satunya penumpang, jadi di dalam mikrolet hanya ada dua orang. Anak saya dan sopir.

Dalam perjalanan tiba-tiba ada penumpang lain yang naik. Penumpang yang baru naik ini langsung duduk di depan anak saya. Ada yang terasa sedikit aneh. Bau parfumnya sangat menusuk. Sambil sedikit menahan nafas anak saya konsentrasi ke jalan, apalagi penumpang ini mulai mengeluarkan rokok dan asapnya mengepul persis di depan anak saya. 

Eh, tak lama kemudian anak saya kok tertidur. Pulas sekali,bahkan sampai bablas hingga terminal kecil pemberhentian mikrolet yang berlokasi sangat jauh dari sekolahnya. 

Karena mikrolet sudah di pemberhentian terakhir tapi anak saya tidak turun juga, ia dibangunkan oleh pak sopir

"Le.. Bangun.. Mau kemana ini? "

Dengan geragapan anak saya bangun. Masih setengah sadar ia segera menoleh ke kanan dan ke kiri. Lho kok berhenti di terminal? Akhirnya sadarlah ia bahwa ada yang tidak beres.

Ketika diperiksa, isi tasnya sudah berantakan,HP dan uangnya hilang. Duh... Untung ia menyelipkan uang 2000 rupiah dalam bukunya sehingga ada ongkos untuk pulang.

Sopir segera mencarikan mikrolet ke arah sekolah. Tapi karena waktu sudah hampir mendekati jam 13.00, juga perasaan takut yang teramat sangat anak sayapun pulang. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun