Mohon tunggu...
Yuli Anita
Yuli Anita Mohon Tunggu... Guru - Guru

Jangan pernah berhenti untuk belajar

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Ketika Anak Saya Mengikuti Wisuda Virtual

5 Mei 2021   21:05 Diperbarui: 5 Mei 2021   21:07 284
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Menunggu wisuda dimulai, dokpri

Apa yang tergambar di benak kita saat mendengar kata wisuda?  Rasa bahagia pastinya. 

Bagi saya wisuda adalah perayaan kemenangan.  Kemenangan bagi anak saya karena telah merampungkan studinya,  juga kemenangan saya karena bisa mendampingi anak mulai masuk sampai lulus dari sekolah

Identik dengan wisuda adalah toga,  gordon,  kebaya (bagi putri), jas dan dasi (bagi putra).  Wisuda juga identik dengan foto bersama,  saling memberi bunga,  hadiah-hadiah kecil, boneka sebagai ucapan selamat untuk yang diwisuda. 

Wisuda juga berarti tambahan rezeki bagi para tukang foto yang membuka kios-kios kecil di sekitar lokasi wisuda.

Semua itu di era sebelum pandemi. Tahun 2019 kemarin saya masih mendampingi anak saya wisuda secara langsung di Jogja. Saat itu kumpul-kumpul demikian bebas dan acara wisuda berlangsung agak lama.  Mulai jam 7 pagi sampai menjelang Dhuhur.  Itupun masih dilanjutkan dengan acara wisuda di fakultas. Beberapa bulan sesudahnya, karena pandemi melanda acara wisuda di sekolah atau kampus selalu dilaksanakan secara online.

Lalu bagaimana wajah wisuda di era pandemi?

Kemarin saya mendapat undangan dari sekolah anak saya (SMA) untuk mendampingi kegiatan wisuda virtual yang diselenggarakan keesokan harinya.  Kondisi kota Malang yang belum aman sepenuhnya membuat wisuda dengan mengadakan pertemuan seperti dulu belum bisa dilakukan.  Wisuda dimulai 08.00 pagi ini dengan zoom meeting. 

Wisuda virtual ini sudah disiapkan beberapa hari sebelumnya. Tiap siswa diminta mengirim foto bersama orang tua dengan memegang map ijazah juga mengambil gordon di sekolah.

Pagi-pagi benar anak saya sudah menyiapkan seragamnya.  Hal yang sudah begitu lama tak dilakukan.  Untuk wisuda kali ini siswa tidak perlu memakai jas,  cukup seragam putih abu-abu dan jaket almamater.  Saya tetap mengusahakan berkebaya meski tidak ada keharusan.  Bukankah ini pesta kemenangan saya juga?

Mengikuti acara wisuda,dokpri
Mengikuti acara wisuda,dokpri
Pukul setengah delapan perangkat disiapkan.  Laptop,  loudspeaker kecil juga tikar kecil untuk tempat duduk kami.  Ketika sudah siap kami segera masuk zoom dan acara wisudapun dimulai pukul 08.00.

Wisuda dimulai dengan adegan Bapak Ibu Guru masuk aula dengan iringan gending Jawa.  Suasana teduh dan sakral langsung terasa.

Ketika lagu Indonesia Raya dikumandangkan disusul hymne SMA tiba tiba ada rasa haru dalam hati saya.  Awalnya saya berpikir karena wisudanya virtual pasti tidak khidmat.  Ternyata perkiraan saya salah.  Saya tetap meneteskan air mata mendengar gending dan lagu-lagu itu.  Apalagi ketika foto anak saya dan saya dipampangkan dan disebut namanya.  Apa saya terlalu baper ya?

Foto siswa didampingi orang tua ditayangkan satu persatu,dokpri
Foto siswa didampingi orang tua ditayangkan satu persatu,dokpri
Sebagai sebuah pesta kemenangan, wisuda selalu bertabur dengan pengumuman prestasi.  Tentang siswa yang diterima lewat jalur SNMPTN atau siswa peraih nilai tertinggi di setiap jurusan. Benar-benar saat yang ditunggu para siswa untuk mengetahui siapa saja temannya yang berprestasi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun