Mohon tunggu...
Yuli Anita
Yuli Anita Mohon Tunggu... Guru - Guru

Jangan pernah berhenti untuk belajar

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Usai Penjurusan Geng Kami Bubar

2 Mei 2021   08:52 Diperbarui: 2 Mei 2021   08:51 589
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: Cikimm.com

Ada banyak alasan seseorang menjadi anggota geng. Yang paling banyak adalah karena kesamaan hobi,latar belakang dan tujuan. Baik buruknya geng tergantung dari tujuannya dan bagaimana cara mencapai tujuan itu.

Dalam tulisan ini saya akan menceritakan pengalaman saat SMA, betapa geng yang awalnya dibentuk untuk tujuan baik, dalam perjalanan untuk mencapai tujuan sedikit melenceng dan akhirnya bubar.

****

Bel pergantian jam baru saja berbunyi.  Bergegas kami masuk kelas.  Ya,  sebentar lagi ulangan Biologi. Biologi?  Duh,  aku tidak tahu pelajaran ini rasanya sulit sekali.  Nama-nama ilmiah binatang dan tumbuhan,  divisio,  klas,  ordo, dan teman temannya selalu membuat otakku penuh.  Sungguh, aku sering terkagum-kagum pada guruku yang demikian hafal nama ilmiah mahluk hidup itu satu persatu.  Kadang melihat beliau menyebutkan nama hewan dengan nama ilmiahnya satu persatu aku seperti melihat orang sedang wiridan.  Sambil sedikit memejamkan mata,  beliau hafal luar kepala.  Kok bisa ya?  Itu selalu yang kupikirkan. 

Untuk ulangan biologi  kelasku selalu mendapat nilai jelek.  Nilai kepala 6 sudah bagus .  Aku sendiri tidak mengerti mengapa, yang diterangkan pak guru selalu berbeda dengan yang dikeluarkan saat ulangan.  Saat ulangan dan tidak bisa,  akhirnya jurus terakhir muncul.  Ngawur!  Mau apa lagi? Padahal jumlah soal 30 itu pilihan ganda semua.  Tak ada yang mendapat nilai bagus.  Nilai rata rata seperti nomor sepatu.  Kisaran kepala tiga dan empat. Ajaib kan?

Namun suatu saat pas ulangan materi cacing aku mendapat 63. Wah,  kejutan. Padahal dalam materi cacing aku hanya hafal dua nama ilmiah. Taenia saginata dan taenia solium. Yang pertama adalah cacing pita yang hidup di tubuh sapi, yang kedua cacing pita yang hidup di tubuh babi. Cacing pita yang hidup di tubuh babi ngepet aku tidak tahu.He..he..

Tahu aku mendapat nilai 'bagus' kelasku begitu heboh.  Teman-teman menyalamiku. Banyak komentar bermunculan. "Selamat ya..  Baru kali ini ada yang dapat 63.."

"Weh,  pinter gak ngomong-ngomong... ," kata teman-teman. 

Sungguh aku bingung dengan perolehan nilaiku saat itu.  Ngawurnya sama dengan ulangan-ulangan sebelumnya.  Ulangan sebelumnya aku selalu dapat kepala empat. Ini kepala enam. Diam-diam aku merenung.  Kira-kira amal baik apa yang telah kulakukan sehingga aku mendapat nilai sebagus itu.

Aku punya geng di kelas 1.4 ini.  Anggotanya lima orang. Aku, Dina, Yanti, Agus dan Dito. Yang membuat kami menjadi satu geng adalah karena kami sering belajar bersama.  Bahkan Agus dan Dito sering ke rumahku untuk mengerjakan PR matematika bareng.  Kebetulan duduk kami berdekatan.  Aku bertiga dengan Yanti dan Dina,  di belakangku persis Agus dan Dito.  Dalam pelajaran sehari-hari kami sering diskusi.  Itulah enaknya.  Tidak enaknya kalau dua temanku ini ramai tiga orang di depannya pasti ikut kena marah guru.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun