Mohon tunggu...
Yuli Anita
Yuli Anita Mohon Tunggu... Guru - Guru

Jangan pernah berhenti untuk belajar

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

Hobi yang Menjadi Profesi

29 April 2021   11:47 Diperbarui: 29 April 2021   11:51 304
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dengan cekatan Ana menguleni adonan kue donat .  Hari ini pesanan kue agak banyak.  Biasanya Ana cukup membuat satu resep.  Untuk hari ini ia harus membuat lima resep ditambah dengan lemper.  Ada tetangga yang hendak mengkhitankan anaknya. Aku yang pagi ini duduk di dekatnya sambil melipat kardus-kardus kue sesekali meliriknya kagum.  Temanku satu ini memang istimewa. 

Saat SMP Ana  satu sekolah denganku,  bahkan kelas 3 SMP kami sebangku.  Bertetangga,  sebangku pula.  Bisa dibayangkan betapa akrabnya kami.  Ana suka sekali pelajaran menyanyi.  Suaranya bagus.  Sedikit berbeda dengan aku.  Suaraku juga bagus.  Tapi lebih bagus kalau tidak menyanyi. 

Lagu favoritnya adalah Bunga Mawar dari Tetty Kadi. Lagu yang begitu lawas karena favorit ibukku.  Saking terobsesinya dengan lagu Bunga Mawar di depan jendela kamarnya persis ada pot-pot mawar dengan bunganya yang berwarna merah muda.  Cantik memang.

Selepas SMP ia melanjutkan SMA di kota lain, tinggal bersama kakak sulungnya yang sudah berhasil.  Sambil sekolah, ia membantu kakak iparnya membuat kue-kue. Karena hobi membuat kue,  selepas SMA sambil menunggu pengumuman Sipenmaru iapun mengambil kursus membuat kue.

Akhirnya Ana kuliah di jurusan pendidikan. Semasa kuliah ternyata talenta menyanyinya semakin berkembang.  Ia sering mengisi acara-acara di kampus dengan menyanyi. 

Lulus dari kuliah ia pun menikah. Suaminya terbilang kaya sehingga ia tak perlu berpikir untuk bekerja.  Anapun tinggal  bersama keluarga besar suaminya di luar jawa.  Kami semakin terpisah, tidak ada kontak sama sekali.

Beberapa tahun kemudian tiba-tiba ia kembali ke Malang.  Anaknya tiga. Yang paling kecil seusia dengan anak bungsuku.  Ada yang aneh di sini.  Ia hanya berempat dengan anak-anaknya,  tanpa suami. 

Ketika ada kesempatan untuk berbincang akrab, Ana bercerita bahwa ia sedang dalam proses perceraian dengan suaminya. Penyebab utamanya KDRT. Ternyata suaminya sangat pemarah.  Kekerasan sering dialaminya,  suaminya suka membanting apa saja saat marah.  Ana benar-benar tertekan karenanya. Apalagi pihak keluarga suami juga ikut memusuhinya. Tidak tahan dengan perlakuan itu akhirnya Anapun menuntut cerai dan kembali pulang ke Malang.

Karena Ana yang menuntut cerai,  suaminya tak mau memberikan nafkah.  Bisa dibayangkan membesarkan tiga anak sendiri tanpa nafkah dari suami? Tidak bekerja pula.

Ana langsung banting stir menjadi pembuat kue.  Ia menggali lagi ilmu yang pernah dipelajari semasa kursus.  Akhirnya ia mendapat toko langganan untuk memasarkan kuenya.  Setiap hari Ana memasukkan kue donat dan cake zebra.  Dari toko ini kepandaiannya membuat kue semakin menyebar.  Pesanan mulai datang silih berganti dengan varian yang bertambah pula. 

Saat menjelang lebaran seperti ini, dari hari ke hari ia selalu stand by di depan kompor untuk mengoven kue kering. Saat megengan kemarin, pesanan kue apemnya sangat banyak. Semua ditangani sendiri bersama dua anak gadisnya.

Kue lebaran,dokpri
Kue lebaran,dokpri

"Harusnya kamu tambah asisten , " usulku demi melihat wajahnya yang tampak lelah.  Ana tertawa.  "Gak kuat mbayarnya, " katanya ceria. 

Dari berjualan kue Ana bisa menguliahkan dua anaknya, dan menyekolahkan anaknya yang kecil di SMA.  Meskipun lelah,  ia tampak lebih segar daripada dulu karena sudah bebas dari bayang bayang KDRT suaminya.

Sesekali Ana menyanyi di cafe.  Untuk yang satu ini aku agak miris karena pulangnya agak malam.  Bayangkan dengan status janda,  pulang malam,  dari cafe pula.Bisa jadi  banyak gosip miring pada dirinya, apalagi bawaannya yang lincah dan mudah akrab dengan siapa saja. Pasti mudah ditafsirkan lain.  

Ketika kutanyakan tentang hal ini ia tertawa. "Ah, biarlah mereka berkata apa.  Yang tahu apa yang kulakukan hanya aku dan Tuhan. Di samping karena tip,  menyanyi adalah sarana untuk melepas beban di hatiku.  Aku perlu pelampiasan atas kesumpekanku," katanya

"Sekarang aku menyanyi,  esok pagi sekali aku sudah haris bergelut dengan kompor dan panci, " tambahnya ringan.

Ah Ana,  pada beberapa hal aku mungkin kurang cocok dengan pandangannya,  tapi aku masih tetap salut. Di tengah himpitan masalahnya ia masih tetap bisa tertawa dan menyanyi. Ia terus berjuang berbekal hobinya selama ini.

Matahari semakin tinggi.  Setelah membayar pesananan kue, aku pamit pulang.  Sayup-sayup di tengah suara penggorengan kudengar suara Ana bersenandung. 

Oh bunga mawar lekaslah mengembang..

Kuingin memetik dikau..  

Berapa lama kuharus menunggu

Tak sabar rasa hatiku..             (Lagu Bunga Mawar, by Tetty Kadi)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun