Mohon tunggu...
Yuli Anita
Yuli Anita Mohon Tunggu... Guru - Guru

Jangan pernah berhenti untuk belajar

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Artikel Utama

"Maaf Bu Guru, Menurut Guru Les Saya Ada Cara yang Lebih Mudah"

27 Maret 2021   19:31 Diperbarui: 30 Maret 2021   10:52 2938
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Guru les (Ilustrasi: www.shutterstock.com via edukasi.kompas.com)

Ketika saya hubungkan cara yang dipakai Arta dengan cara yang saya ajarka, siswa bisa memahami bahwa kedua cara itu intinya sama. 

Hanya saja cara yang digunakan Arta menggunakan beberapa jalan pintas dan itulah yang dinamakan "cara cepat". "Cara cepat" banyak diajarkan bimbel dan memang sangat bermanfaat untuk menghemat waktu. 

Ilustrasi anak murid (Sumber gambar: Primaindisoft)
Ilustrasi anak murid (Sumber gambar: Primaindisoft)
Pelajaran hari itu pun diakhiri dengan rasa puas karena mendapatkan ilmu yang lain selain dari yang diajarkan di kelas tentang cara memecahkan masalah.

Sejak saat itu siswa yang les di bimbel atau pun guru privat tidak sungkan lagi untuk menunjukkan "cara cepat" yang mereka dapatkan dari guru les atau bimbelnya untuk dibahas bersama di kelas.

Mengenai "cara cepat" ini saya selalu mengarahkan dari mana bisa muncul "cara cepat" seperti yang didapatkan siswa dan saya selalu kaitkan dengan konsep awal. Jadi tujuannya agar mereka tidak sekadar bisa menggunakan "cara cepat" tapi bisa tahu "cara cepat" itu asalnya dari mana. 

Jangan lupa risiko menggunakan "cara cepat" tanpa mengetahui konsep awal justru malah membuat cepat lupa. Jadi cepat bisa dan cepat lupa.

Kembali kepada masalah Arta, jika pembelajaran di kelas dibandingkan oleh siswa dengan pembelajaran yang mereka peroleh di luar kelas, justu menurut saya sesungguhnya hal tersebut adalah berkah. Ada beberapa alasan mengapa saya katakan demikian, berikut di antaranya:

1. Bisa membuka forum diskusi dalam kelas
Wawasan siswa dan juga guru akan terus bertambah. Untuk menunjukkan bahwa menyelesaikan satu masalah, kita bisa menggunakan berbagai cara. Tantangan bagi guru adalah tetap menjelaskan asal mula dari "cara cepat" yang banyak diberikan oleh bimbel, sehingga murid tidak hanya tahu "cara cepat", namun juga tahu cara awalnya.

2. Mengajak siswa berani mengemukakan pendapat dan bertanya
Dua hal ini yang perlu dibangun selama proses pembelajaran. Banyak bertanya dan mengemukakan pendapat tentu sangat membantu siswa untuk bisa belajar dengan maksimal sampai jenjang selanjutnya.

3. Mengajak siswa menghargai cara orang lain untuk memecahkan masalah
Siswa tidak boleh merasa bahwa caranya adalah yang paling benar. Bisa jadi siswa yang punya cara lain pun menghasilkan jawaban yang benar. 

Di sini sebenarnya matematika mengajarkan toleransi. Hargai perbedaan pendapat, karena berbeda dengan orang lain tidak berarti salah, dan tiap individu pasti punya alasan untuk berbeda.

Demikian sedikit tulisan saya berdasarkan pengalaman mengajar matematika di SMP. Semoga bermanfaat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun