Mohon tunggu...
Yuli Anita
Yuli Anita Mohon Tunggu... Guru - Guru

Jangan pernah berhenti untuk belajar

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Balada Koperasi di Kampung Manggis

25 Maret 2021   10:46 Diperbarui: 25 Maret 2021   11:11 510
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: Tribunnews.com

Bandingkan dengan pinjaman bank harian dengan bunga yang hampir mencapai 30%. Belum lagi syarat fotocopy KTP juga. 

Memang pendirian koperasi di kampung Manggis berawal dari keresahan karena banyak warga yang terjerat bank harian. Ada beberapa petugas bank harian yang beroperasi di sana.  Ada yang pagi juga sore.  Semua dari bank yang berbeda.  Kadang satu orang bisa terjerat pada lebih dari satu bank harian. Harapannya dengan adanya koperasi PKK warga tidak meminjam lagi pada bank harian. 

Bu Likah bendahara koperasi memeriksa buku kecil di hadapannya.  Dahinya berkerut. Berkali-kali ia membetulkan letak kacamata bacanya. 

"Bu Andi,  angsurannya kurang ya?  Harusnya 69.000 tapi di sini cuma bayar 54.000? " tanya Bu Likah pada yang bersangkutan.  Bu Andi cepat-cepat mengeluarkan uang dari dompetnya. "Ngapunten,  berarti kurang 15.000 ya Bu? " kata Bu Andi sopan.  Bu Likah mengangguk. Jangan coba-coba tidak disiplin dengan Bu Likah. Karena sikap Bu Likah yang disiplin inilah koperasi bisa berkembang pesat.  Meski kadang kadang sikap tersebut ditafsirkan sebagai sikap yang jahat.

"Bu Dani,  ini mau pinjam lagi ya? " tanya Bu Likah pada Bu Dani yang duduk di pojok. 

"Benar Bu,  mudah mudahan bisa dapat lebih besar dari kemarin, " jawab Bu Dani yang disambut dengan tawa anggota yang hadir.  Bu Likah tersenyum tipis. 

"Bu Tatik,  mana ya bukunya?  Kok belum ada? " tanya Bu Likah sambil membolak balik buku-buku kecil hijau berlogo koperasi di depannya.

"Bu Tatik? " tanya Bu Likah sambil memandang yang hadir satu persatu.

Tidak ada sahutan.  Seorang ibu langsung berdiri sambil berkata, " Biar saya panggil Bu,  barangkali Bu Tatik lupa.., "

"Oh,  monggo Bu Neni,  terima kasih ya..  Kalau angsuran belum klop semua pinjaman tidak bisa kita keluarkan, " tambah Bu Likah.  Yang hadir saling menoleh dengan gelisah.  Waduuuh,  jangan sampai tidak bisa keluar pinjaman hari ini. 

Bergegas Bu Neni keluar menuju rumah Bu Tatik. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun