Mohon tunggu...
Yuli Anita
Yuli Anita Mohon Tunggu... Guru - Guru

Jangan pernah berhenti untuk belajar

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Naik Kereta Api Tut..Tut..Tut..

5 November 2020   20:34 Diperbarui: 5 November 2020   20:43 196
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber:goodnewsfromindonesia.id

Setelah bertahun-tahun tidak pernah naik kereta api akhirnya saya harus berakrab-akrab kembali dengan kereta api ketika anak saya diterima kuliah di Jogja. Sangat terasa kereta api banyak  mengalami perubahan  dari pada kereta api yang saya naiki dulu di waktu kecil.  

Dulu sering ada penjual asongan berkeliling dalam kereta api,beberapa penumpang bahkan berdiri,agak sumpek suasananya. Namun  sekarang tidak lagi. Fasilitas kereta api yang memadai baik tempat duduk maupun toilet, juga kebersihannya membuat perjalanan tujuh jam Malang-Jogja serasa tak menjemukan.

Perjalanan yang cukup lama membuat saya harus mempersiapkan baik-baik perbekalan yang harus dibawa terutama  bekal makanan.  Ada pengalaman menarik saat saya dan anak saya berkereta api dari Malang ke Jogja. Di jam-jam tertentu selalu ada pramugari kereta yang berkeliling sambil membawa catatan barangkali ada di antara penumpang yang mau pesan makanan atau minuman. Karena sudah sekitar 4 jam di kereta, perut mulai terasa lapar dan bekal makanan sudah habis.  Tanpa banyak tanya anak saya pesan satu nasi goreng untuk dirinya dan satu teh panas untuk saya. Sebenarnya saya juga mau ambil nasi goreng tapi insting saya berkata bahwa harga di sini pasti jauh lebih mahal dari pada nasi goreng dok dok di kota Malang.  Dan ternyata benar, untuk satu nasi dan teh panas saya harus membayar sekitar Rp 30.000,00. Harga yang cukup mahal saat itu. Dengan uang Rp 30.000,00  saat itu saya bisa mendapatkan empat porsi nasi goreng dokdok.

Untung saya sudah menduga hal tersebut sehingga tidak terlalu kaget.  Berbekal dari pengalaman itu saya selalu membawa makanan yang cukup jika berkereta api.  Apa lagi ketika anak saya yang ketiga harus kuliah di Bandung saya harus berkereta api lagi dalam waktu yang lebih lama. Sekitar delapan belas jam. Berarti perbekalan yang saya bawa harus berlipat.  Roti dan minuman wajib ada saat kami berkereta.

Menguliahkan dua anak di luar kota membuat saya harus pintar-pintar berhemat dalam banyak hal. Sedikit berbagi, satu trik saya untuk berkereta api yang lebih murah dari Malang ke Bandung adalah berangkat dulu ke Blitar naik kereta, lalu menunggu kira-kira dua jam di stasiun Blitar,  baru berangkat lagi dengan kereta Kahuripan dari Blitar ke Kiara Condong. Jadi rutenya Malang-Blitar-Bandung.

 Dengan cara seperti itu saya bisa melakukan banyak penghematan.  Jika berangkat langsung dari Malang-Bandung ongkos kereta sekitar Rp350.000,00 per orang. Tapi dari Blitar-Kiaracondong ongkos kereta Rp90.000,00 per orang.  Jika ditambah ongkos kereta Malang-Blitar sekitar Rp15.000,00, ongkos total menjadi Rp105.000,00 per orang.  Sangat menghemat,  apa lagi jika yang pergi lebih dari satu orang. Selisih anggarannya bisa dilimpahkan ke perbekalan makanan.

Di Blitar sambil menunggu kedatangan kereta kami bisa menyewa becak untuk berkeliling di daerah sekitar stasiun. Kadang mampir untuk minum teh panas dulu sebagai penyemangat untuk menghadapi perjalanan berikutnya. Lumayan, tujuannya ke Bandung,  tapi bisa jalan-jalan di Blitar . Life is a journey not a destination.. he..he..

Harga makanan di kereta api memang selalu lebih mahal daripada harga umum. Tapi masih mendingan karena kita diperbolehkan membawa makanan sebagai bekal.  Bandingkan dengan harga makanan yang berlipat di tempat rekreasi atau bioskop dimana kita tidak boleh membawa makanan.  Mau tidak mau kalau lapar kita harus beli di lokasi dengan harga yang cukup menguras kantong.

 Saya pernah punya pengalaman bersama teman ramai-ramai nonton film di gedung bioskop. Seperti biasanya kita tidak boleh membawa makanan saat masuk di gedung bioskop.  Di dalam gedung teman saya ingin mentraktir yang lain dengan membelikan popcorn dan minuman pada 4 orang . Betapa terkejutnya teman saya ketika disodori  nota dan  harus membayar hampir seratus ribu untuk pesanan itu 3 popcorn dan 4 teh hangat. Untungnya pesanan bisa dicancel dan  akhirnya diganti dengan minuman saja untuk 4 orang dan satu popcorn karena dalam rombongan ada yang membawa anak kecil.

 Pada  saat  kita  bepergian dengan kereta kemudian lapar dan kehabisan bekal ,mau tidak mau kita harus siap membeli makanan dengan harga mahal.  Tapi ada baiknya jika sebelum pesan,  tanyakan dulu harganya. Tidak perlu malu. Lebih baik membatalkan pesanan daripada kita merasa terlalu mahal dan akhirnya menyesal.  Atau bawa saja bekal yang banyak sebagai antisipasi penunda lapar seperti yang biasa saya lakukan.  Semoga bermanfaat. Naik kereta api tuuut..tuuut...tuuut

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun