Mohon tunggu...
Yuli DwiAstuti
Yuli DwiAstuti Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

Hallo semuaa selamat bergabung terima kasih

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Guru sebagai Role Model Bagi Siswa dalam Kebiasaan Menulis

27 Januari 2022   13:37 Diperbarui: 27 Januari 2022   14:07 843
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

 

Di era 4.0, dalam mewujudkan profil Pelajar Pancasila yang bernalar kritis dan kreatif, guru adalah role model bagi anak didiknya. Salah satu kegiatan untuk membentuk siswa yang bernalar kritis dan kreatif adalah menulis. Dengan menulis, siswa akan terbiasa menuangkan sebuah ide atau gagasan dan mengkomunikasikannya secara urut.

Menjadi role model bagi siswa dalam kebiasaan menulis, sebaiknya dilakukan oleh guru setiap saat dalam keseharian guru.  Kebiasaan kegiatan menulis tak hanya saat dalam kelas saja, dalam rutinitas tersebut, guru bisa mengajak anak-anak melakukan kegiatan di luar kelas, misalnya anak-anak diajak mengunjungi tempat-tempat untuk belajar bersama, mereka kemudian diberi tugas untuk menuliskan hal-hal menarik yang mereka lihat atau jumpai. Para siswa juga diminta untuk menuliskan hal-hal yang membuat mereka penasaran dari obyek tersebut. Rasa penasaran akan mendorong mereka menjadi pemikir/penalar kritis. Apalagi di masa sekarang ini, setiap orang bisa dengan mudah mempublikasikan tulisannya. Anak-anak akan lebih termotivasi untuk terbiasa menulis jika hasil tulisannya bisa diposting atau dipublikasikan lewat media online. Oleh karena itu, peran guru sebagai role model dalam menulis sangat diharapkan oleh siswa.

Sebelum mengajak siswa untuk terbiasa menulis, guru harus sudah terbiasa menulis terlebih dahulu. Sekarang ini, guru bisa memanfaatkan blog untuk mempublikasikan tulisannya. Dengan demikian guru bisa mengajak siswa-siswanya mengakses serta  membaca artikel-artikel di blog itu dan mendiskusikannya. Cara ini untuk memotivasi anak-anak untuk turut menulis dan memotivasinya sendiri untuk lebih aktif menulis. Tentu saja tulisan yang dibuat guru mesti bisa lebih mudah dicerna oleh siswa, bahasa yang di pakai serta gaya tulisan disesuaikan dengan kemampuan siswa yang diminta untuk membacanya.

Sumber : Dokumen Pribadi 
Sumber : Dokumen Pribadi 

Setelah siswa membaca tulisan atau artikel tersebut, guru  meminta siswa  untuk mempelajarinya dan menemukan unsur-unsur apa saja yang sebaiknya ada di dalam tulisan. Dengan demikian, siswa harus mempelajari cara menulis  sebagaimana gurunya menulis. Guru juga dapat menyampaikan kesulitan-kesulitan yang dihadapi dalam menulis artikel tersebut. Guru memberikan pengertian kepada siswa bahwa seorang penulis bahkan seorang guru pun bisa mengalami kesulitan saat menulis yang sama dirasakan oleh siswanya. Guru seakan mengatakan pada siswanya bahwa tidak ada penulis yang sempurna.

Selanjutnya, inspirasi siswa dalam menulis harus dibebaskan,  sehingga siswa lebih mudah menuangkan ide atau gagasan mereka, melatih daya kritis, mampu bernalar kritis dalam menulis. Para siswa berhak untuk menulis seperti yang dilakukan oleh seorang guru atau menulis seperti penulis idola siswa.

Terakhir, guru memotivasi siswa untuk menulis sendiri, siswa yang kreatif menuangkan ide atau gagasan dalam menulis akan menghasilkan gagasan yang orisinil dan menghasilkan karya tulisan yang orisinil.

Dengan demikian, "Guru" sebagai orang yang digugu dan ditiru (dipercaya dan diikuti) harus bisa menjadi role model bagi para siswanya, karena peran guru sebagai role model dapat mewujudkan profil pelajar pancasila yang bernalar kritis dan kreatif dalam menulis.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun