Pembukaan
   Tidak bisa dipungkiri bahwa teori dan praktik psikoterapi yang dikenal saat ini hanyalah produk  masyarakat Barat. Menurut Fine (1973:21) Teori dan praktik terapi psikoanalitik dipengaruhi  oleh filsafat Yunani dan Romawi kuno dan oleh perkembangan ilmu pengetahuan modern pada abad ke-19, mis. B. asosiasi psikologi, neurologi dan psikiatri. Itulah sebabnya psikoanalisis sangat mementingkan faktor-faktor bawah sadar dan didasarkan pada pengaruh aspek-aspek manusia-biologis.
   Demikian pula lahirnya pendekatan behavioral dalam terapi tidak lebih dari pengaruh  pemikiran objektif-naturalistik dalam psikologi. Pendekatan kognitif yang menekankan proses berpikir rasional dalam terapi sangat dekat dengan pendekatan perilaku.
   Menanggapi pendekatan perilaku dalam psikoterapi, lahirlah pendekatan humanistik (eksistensial). Pendekatan yang sangat menekankan nilai-nilai kemanusiaan dalam diri manusia ini tampaknya juga dipengaruhi oleh kondisi budaya masyarakat Barat yang sangat mendukung nilai-nilai individu atau hak asasi manusia. Dari pendekatan humanistik inilah muncul  pendekatan terapeutik yang menekankan aspek spiritual  manusia, yaitu pendekatan religi. Munculnya pendekatan ini  tidak lepas dari munculnya kesadaran masyarakat Barat akan nilai-nilai spiritual, yang tercermin dari minatnya mempelajari tradisi dan praktik dunia Timur. Keempat pendekatan tersebut dapat dibandingkan dengan empat foto yang menunjukkan orang dari berbagai sudut pandang. Oleh karena itu, masing-masing memiliki kelebihan dan kekurangannya sendiri. Terlebih lagi, semua kritik dan koreksi timbal balik antara pendekatan terapeutik adalah  hal biasa di dunia ilmiah
   Sebagai umat Islam, kita memiliki hak untuk mengadopsi pandangan Barat karena masalah dalam menyampaikan pengetahuan merupakan kejadian sehari-hari di dunia Muslim. Hal ini didasarkan pada perintah Nabi untuk mencari ilmu tanpa memandang dari mana asalnya. Namun, dari sudut pandang Islam, upaya membangun dan memperluas psikoterapi harus lebih diintensifkan.
   Tentu saja, perbedaan keyakinan dan agama yang ada di muka bumi serta ribuan pengikutnya memiliki pengaruh tersendiri bagi setiap pengikutnya. Juga di masyarakat, ajaran iman sering diterapkan untuk kebaikan setiap individu, misalnya untuk hidup sehat, menjauhi segala sesuatu yang menyebabkan penyakit, dan  banyak saran baik lainnya.
   Tidak semua orang bisa tenang menghadapi penyakitnya. Kadang nasehat dokter atau keluarga tidak bisa menenangkan pikiran yang sudah galau menerima hal buruk yang terjadi. Perasaan, pikiran, suasana hati, dan mungkin keadaan psikologis seseorang dapat terganggu ketika terjadi sesuatu  pada kesehatannya. Namun, jika seseorang percaya pada Sang Pencipta, dia percaya bahwa Dia membantu.
1.Bagaimana agama bisa mempengaruhi Kesehatan?
   Terlepas dari agama Anda, ada banyak bukti  bahwa keyakinan Anda dapat membantu Anda menjadi "obat" yang efektif dan meningkatkan kemampuan Anda untuk mengatasi berbagai bentuk depresi. Keyakinan Anda dapat membantu Anda mengatasi dampak penyakit dan bahkan dapat membantu Anda hidup lebih lama. Berikut adalah beberapa efek tidak langsung  agama terhadap kesehatan.Agama Anda mengajarkan arti dan tujuan hidup
   Memiliki keyakinan yang Anda yakini setidaknya mengajarkan Anda cara mengatasi masalah dalam hidup. Misalnya mengajarkan arti hidup dan kemana setelah akhir hidup. Anda juga akan dipandu untuk menjawab pertanyaan tentang kehidupan dan segala sesuatu di dunia. Dari sini Anda dapat menyimpulkan bahwa kehidupan yang telah diberikan kepada Anda  tidak akan tanpa cobaan (sakit, kecelakaan atau kegagalan) dan percaya pada satu hal bahwa semuanya akan baik-baik saja.
2. Agama menganjurkan Anda untuk menjauhi hal yang memicu masalah
