Mohon tunggu...
Yuhana Kusumaningrum
Yuhana Kusumaningrum Mohon Tunggu... Penulis - Manusia

Tamu di Bumi

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Menuju Ke Tempat Yang Jauh

19 Oktober 2017   05:31 Diperbarui: 27 Mei 2021   15:07 1441
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

PERTANYAAN DAN PERNYATAAN TERLARANG 

 

"Pak, Budi tadi dikatain lagi. Budi bosan dikatain terus."

"Yang sabar, Bud. Ini namanya ujian dari Sang Pencipta."

"Kok ujiannya nggak enak ya Pak ..."

"Hush ! Nggak boleh bilang begitu !" 

"Bapak sih enak. Kakinya utuh dua-duanya. Bisa pergi kemana aja. Nggak ada yg ngatain. Kalau Budi, dari dulu nggak bisa ikut main dengan teman-teman gara-gara kaki Budi buntung sebelah. Jalan saja susah, apalagi main kejar-kejaran. Sedih rasanya."

"Itu sudah jalan hidup yang harus kita jalani. Tidak boleh mengeluh."

"Jalan hidup itu nggak boleh pilih sendiri ya, Pak ?  Misalnya pilih jadi orang kaya dan cakep."

"Manusia itu yang penting cakep hatinya. Fisik itu tidak penting. Kalau soal kaya-miskin atau bahagia-sedih, yang namanya hidup itu memang kadang diatas, kadang dibawah. Semua manusia pasti kebagian jatah bahagia dan jatah sedih dalam porsi yang sama."

"Ah masa sih Pak ? Tapi itu, Mbok Darmi yang  hidungnya pesek dan kulitnya belang-belang, kemarin cerita sama Mbak Atun waktu lagi belanja sayur di warung. Katanya dari sejak balita sampai tua bosan makan pakai lauk tempe sama daun singkong terus. Pingin makan makanan di restoran yang enak-enak seperti yang ada di acara TV-nya Pak Kades itu nggak pernah kesampaian. Panen sawahnya yang cuma sepetak juga sering gagal. Rumah yang sudah ditinggali selama puluhan tahun sekarang hampir roboh karena nggak pernah punya cukup uang untuk perbaikan. Lalu suaminya juga beberapa tahun lalu pergi meninggalkan dia dan menikah dengan perempuan lain yang masih muda dan cantik dari kampung sebelah. Kan berarti Mbok Darmi mengalami hal-hal nggak enak terus tuh, seumur hidup. Kapan kebagian bahagianya Pak ?  Sekarang umurnya sudah 60 tahun."

HALAMAN :
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun