Mohon tunggu...
Rizal De Loesie
Rizal De Loesie Mohon Tunggu... Administrasi - Seorang Lelaki Penyuka Senja

Rizal De Loesie, Terkadang Rizal De Nasution dari Nama asli Yufrizal mengalir darah Minang dan Tapanuli. Seorang Lelaki yang sering tersesat di rimba kata

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Kata-kata Antara Getir

7 Desember 2021   10:13 Diperbarui: 7 Desember 2021   10:16 155
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Rizal De Loesie

Puisi cinta hanyalah buih kata di atas hamparan ilalang perbukitan. Kini ditumbuhi rumah dan warung kopi, cafe dan tempat selfie. Syair telah lama mengalir jauh ke muara hati, dan tak pernah merubah apa-apa kecuali tetes air mata. Karena waktu terlalu banyak mengeram kenangan dan sedikit dendam. Harusnya  suara angin mengingatkan serpih-serpih yang menghalangi jalanan, menutup pintu-pintu maaf. Kerika selayang merpati terbang mengepakkan saya cinta, kau tersenyum antara butiran getir. Masihkah hujan senantiasa membangunkan air mata ?

Hujan perlahan merambat di kelopak mata, hatimu yang gigil dihimpit sepi, jiwamu hampir gila dilanda cinta, tetapi takdir adalah senjata penutup bait. Sebiah puisi mengiris urat nadi, menghentikan detak nafasmu. Karena kata sebagai senja yang  membuat banyak titik luka.

Lalu aku terhenti menuliskan kata-kata, walau sepanjang jalan kususuri ribuan kata yang ingin diramu. Apakah kata akan mati juga?? seperti daunan menguning, jatuh, lusuh.  Jika kata dari nurani, rasa dari jiwa, kalimat adalah perbuatan. Jadilah syair terindah yang mengairi tiap kisah.

Bandung, 2021

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun