Mohon tunggu...
Yudo Mahendro
Yudo Mahendro Mohon Tunggu... Ilmuwan - sosiologi, budaya, dan sejarah

Alumni UNJ, belajar bersama Masyarakat Jakarta

Selanjutnya

Tutup

Foodie Pilihan

Ragam Kuliner yang Tercipta Saat Krisis

29 April 2020   09:03 Diperbarui: 29 April 2020   18:59 118
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kuliner. Sumber ilustrasi: SHUTTERSTOCK via KOMPAS.com/Rembolle

Alfred R Wallace seorang petualang asal Inggris yang pernah menjelajah kepulauan nusantara pada abad ke 19 dalam bukunya yang terkenal The Malay Archipelago, sangat heran dengan kegemaran orang Indonesia yang biasa mengonsumsi terasi. Terasi disebutkan oleh Wallace sebagai "makanan yang berbau busuk". Wajar saja, kita orang Indonesia memang sudah lebih dulu mengenal rasa 'gurih' dibandingkan dengan orang Eropa. Terasi merupakan salah satu bukti kekhasan kuliner nusantara yang memiliki akar budaya dan sejarah panjang.

Kuliner atau makanan merupakan bagian dari kebudayaan. Saat ini ada istilah 'gastronomi' yang menjelaskan bagaimana adanya ikatan yang kuat antara makanan dengan budaya. Bagi Indonesia yang memiliki banyak etnis, tentunya memiliki begitu banyak ragam kuliner khas tergantung dengan wilayah asalnya. Dalam suasana krisis ditengah pandemi, ada baiknya kita menggali beberapa ragam kuliner Indonesia yang kalau menurut cerita yang berkembang muncul pada saat krisis.

Sebelum adanya lemari es dan mie instant, para leluhur kita memiliki berbagai cara untuk menghadapi krisis. Bagi Sebagian besar orang Indonesia tempo dulu hidup dalam keterbatasan, mengingat masih sangat terbatasnya peluang ekonomi. Olehkarenanya diperlukan kreatifitas untuk tetap bertahan hidup, salah satunya dengan cara pengolahan makanan. Teknik pengolahan makanan saat krisis ada beberapa, seperti melakukan penghematan, pengawetan, dan juga daur ulang.

Salah satu makanan yang tercipta dalam kondisi krisis ialah bubur ayam, makanan yang sering kita konsumsi untuk sarapan. Menurut penuturan salah seorang asal Bangka Belitung pernah bercerita bahwa bubur ayam itu merupakan makanan yang lazim di makan dikalangan orang Tionghua. Makan bubur ayam merupakan cara mereka untuk menghemat, proporsi air lebih banyak dibandingkan air. 

Kemudian, ayam satu potong agar bisa dibagi bersama maka dipotong kecil-kecil agar semua anggota keluarga kebagian. Kaldu ayam dibuat sebagai tipuan bagi lidah agar rasa ayam terasa dalam setiap sendoknya. Dengan tujuan dan pola yang sama peranakan Tionghua membuat Soto. Soto kemudian menjelma menjadi makanan khas dibeberapa daerah di Indonesia dengan keragaman bahan baku dan rasa. Bubur ayam dan Soto adalah dua jenis makanan yang dibuat dalam rangka melakukan penghematan di saat krisis.

Daging merupakan makanan yang mahal. Sebelum ada lemari es, rendang diolah oleh orang Minangkabau untuk membuat daging bisa disimpan dalam waktu yang lama. Sehingga meskipun dalam suasana krisis mereka masih bisa mengonsumsi daging. Seorang teman asal Sumatera Barat pernah bercerita bagaimana sisa rendang diletakan oleh ibunya dibawah tempat tidur untuk disimpan dan selalu siap untuk disantap. 

Teknik memasak yang khas serta penggunaan remah menjadikan makanan ini tidak mudah basi. Selain awet makanan ini juga didaulat sebagai makanan paling enak sedunia pada tahun 2017. Selain rendang, upaya pengawetan makanan juga dilakukan dibeberapa tempat dengan teknik pengasapan, pengeringan, dan juga penggaraman.

Nasi goreng merupakan makanan yang dibuat dengan memanfaatkan nasi lama. Dalam sebuah pertemuan terbuka antara SBY dan Prabowo dua tahun lalu di Cikeas, Ketua Umum Gerindra yang kini menjabat sebagai Menteri pertahanan pernah mengatakan "makanan kesukaan saya ya nasi goreng, bagi saya orang Jawa ya biasa nasi sisa kemarin dari pada dibuang ya kita masak lagi". Dengan menambahkan olahan cabai, bawang, dan garam, nasi sisa kemarin bisa disantap kembali oleh anggota keluarga. Jika ditambah dengan telur tentu rasanya lebih mantap.

Demikianlah beragam kuliner nusantara yang mudah kita temui berbagai sudut kota besar yang peruntukan awalnya ialah untuk menghadapi krisis. Ternyata krisis dengan berbagai duka dan deritanya, mampu mendorong para leluhur menciptakan mahakarya yang abadi untuk kita nikmati hingga kini. Kira-kira kuliner apa yang kita ciptakan untuk menghadapi krisis pandemic corona ini?

Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun