Mohon tunggu...
Yudo AgilKrisnadi
Yudo AgilKrisnadi Mohon Tunggu... Editor - MAHASISWA

Mahasiswa

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Optimalisasi Masjid Sebagai Pusat Pendidikan Islam Non Formal di Desa Tambahsari, Kendal

19 Agustus 2022   08:19 Diperbarui: 19 Agustus 2022   08:23 183
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pendidikan merupakan asupan yang penting  bagi setiap orang. Jika diibaratkan makanan, pendidikan menjadi sumber nutrisi bagi kebutuhan manusia. Karena pada hakikatnya manusia tidak bisa terlepas dari pendidikan. Bahkan sejak dalam kandungan pun manusia sudah mendapatkan pendidikan. Luasnya pembahasan tentang pendidikan mengartikan bahwasanya pendidikan itu tidak akan ada habisnya, karena di manapun seseorang berada tidak sedikit kemungkinan akan bertemu dengan  hal-hal yang dinamakan pendidikan.  Pendidikan itu sendiri secara umum memiliki arti suatu proses kehidupan dalam mengembangakan kemampuan diri sendiri untuk dapat hidup dan melangsungkan kehidupan. Maka pendidikan Islam dapat diartikan sebagai suatu proses dalam mengembangkan dan mengarahkan kehidupan sesuai dengan ideologi Islam.

Pentingnya pendidikan ini dapat dilihat dari perhatian Rasulullah shallallahu'alaihi wa sallam  tentang pendidikan Islam. Jika dilihat kembali dari segi  sejarah pendidikan Islam, Nabi mulai melakukakan pendidikan dan pengajaran di sebuah rumah  salah satu  shahabat yang bernama al-Arqam bin Abi al-Arqam atau biasa disebut Daru al-Arqam di Makkah. Ketika Rasulullah shallallahu'alaihi wa sallam hijrah ke Madinah, maka hal yang  pertama beliau  lakukan adalah membangun masjid, yang sekarang dinamakan masjid Nabawi. Disitulah Rasulullah memfungsikan masjid sebagai tempat ibadah, pendidikan, musyawarah, dan lain-lain.

Seiring perkembangan zaman fungsi masjid mulai menurun. Masyarakat menganggap bahwasanya masjid hanya diperuntukkan untuk beribadah kepada Allah  Ta'ala. Padahal masjid dapat dijadikan sebagai tempat untuk pengajian dari para ulama, tempat berdiskusi dalam berbagai cabang ilmu pengetahuan dan juga dilengkapi dengan ruang perpustakaan yang di dalamnya terdapat berbagai macam buku-buku ilmu pengetahuan.  Sehingga hal ini menyebabkan fungsi masjid kurang maksimal.

Di suatu wilayah sudah dipastikan bahwa masyarakat tidak akan bisa terlepas dengan peranan masjid. Entah itu sebagai tempat ibadah, diskusi, pengajian dan pastinya menuntut ilmu. Seperti halnya warga Desa Tambahsari, Kecamatan Limbangan Kabupaten Kendal, yang mana masyarakatnya memerankan masjid sebagai sarana pendidikan Islam non formal.  Diantaranya kajian tafsir Qur'an dan TPQ.

Gambaran umum tentang Desa Tambahsari, desa ini terletak di Kabupaten Kendal yang tidak terlalu jauh dari Kota Semarang. Rata-rata mata pencaharian masyarakat disana menjadi petani, berjualan atau UMKM. Agama Islam menjadi agama mayoritas yang menjadikan acara keagamaan cukup banyak dilakukan. Diantaranya seperti: tahlilan, diba', manakib, sholawat nariyah dan lain sebagainya.  Masyarakat menaruh minat yang cukup besar untuk mengikuti acara keagamaan tersebut, hal ini dapat dilihat dari ramainya keitkutsertaan dari warga.

Masjid sebagai pusat peribadahan umat Islam tidak bisa ditinggalkan. Masjid memiliki fungsi yang sangat signifikan. Menurut (Ahmad Rifa'i; 2016) pada masa Rasulullah masjid memiliki fungsi sebagai berikut:

  • Tempat beribadah

Masjid digunakan sebagai tempat beribadah umat Islam, seperti shalat dan zikir.

  • Tempat pendidikan

Di masjid biasanya digunakan oleh Rasulullah untuk mengajarkan Islam kepada para shahabat. Disitulah dilahirkan para Ulama yang mengkaji Alquran dan Hadis.

  • Tempat "Bait al-Mal"

"Bait al-Mal" merupakan tempat kas negara atau kas masyarakat muslim yang manfaatnya digunakan untuk membiayai segala sesuatu yang menyangkut kesejahteraan, kebutuhan infrastruktur atau kepentingan umum lainnya, ataupun kepentingan-kepentingan sosial kaum muslimin.

  • Tempat latihan militer dan perang

Pada masa Nabi dan shahabatm strategi dan taktik perang direncanakan di masjidm sehingga masjid seolah-olah menjadi markas besar tentara Islam, prajurit-prajurit yang teruka juga dirawat di perkemahan lingkungan masjid.

  • Tempat sosial

Masjid berfungsi seperti semacam penginapan bagi "musafir" yang tengah dalam perjalanan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun