Mohon tunggu...
Yudit Wiadji
Yudit Wiadji Mohon Tunggu... Freelancer - FISIP Atma Jaya Yogyakarta 2014

a 20yo woman in a 13yo body

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

New Media: Media Modern Berbasis Internet

17 Februari 2017   05:09 Diperbarui: 17 Februari 2017   05:46 1382
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Perkembangan teknologi pastinya tidak dapat kita hindari. Pada masa sekarang ini, orang-orang makin hebat dalam menciptakan berbagai hal apalagi dipermudahkan dengan perkembangan teknologi. Begitupula juga dengan media. Media yang juga selama 60 tahun ini dapat dibilang tergabung dalam “komunikasi media” dan kita mungkin mulai terbiasa sering menyatukan media dengan suatu institusi atau suatu organisasi tempat orang bekerja. Tak dapat dipungkiri, bahwa perkembangan teknologi informasi melahirkan media baru yang mungkin sekarang ini kita pasti memilikinya dan sering menikmatinya.

Perkembangan teknologi informasi inilah yang akan memunculkan kata “lama” dan “baru” pada media. Istilah untuk media baru pun juga tidak menimbulkan banyak perdebatan. Hal ini dikarenakan media baru tumbuh di jaman yang penting. Hal ini dimaksudkan bahwa media baru merupakan bagian besar bahkan mendunia dalam mengubah sejarah. Selain itu, terdapat ideologi positif dalam konsep baru dari media baru. Hal lainnya adalah media baru di istilahkan seperti koper yang berguna dan inklusif. Penjelasan dari hal tersebut adalah media baru memiliki sifat inklusif yang artinya terbuka dan menerima siapapun yang ingin mengaksesnya. Sifat inklusif tersebutlah yang membuat semua masyarakat tentunya dapat mengakses media.

Media baru apabila dikaitkan dengan bidang lainnya tentu makin rumit. Terdapat faktor-faktor dari bertambahnya cakupan bidang sosial, ekonomi, dan budaya, apabila berkaitan dengan media baru. Faktor-faktor tersebut adalah:

  • Pergeseran modernitas ke postmodernitas
  • Memperkuat  proses dari globalisasi
  • Pergantian masa industri ke post industri

Istilah media baru dapat dipecah dalam beberapa bagian untuk lebih mudah dikelola. Bagian-bagian tersebut adalah:

  • New Textual Experiences: Jenis baru dalam media, suatu kesenangan/ hiburan dan pola konsumsi pada media seperti game pada komputer, dan efek yang spesial pada sebuah film.
  • New Ways of Representing The World: Media menawarkan suatu solusi baru untuk mewakili dunia. Suatu yang baru tersebut berupa sesuatu yang dapat diterima oleh dunia, selain itu juga pengalaman-pengalaman dengan lingkungan virtual berbasis layar interaktif.
  • New Relationship between Subjects (Users and Consumers) and Media Technologies: Penggunaan yang berubah dan penerimaan gambar serta media yang biasa kita gunakan sehari-hari.
  • New Experiences of The Relationship between Embodiment, Identity, and Community: Pergeseran yang terjadi dalam pengalaman pribadi, pengalaman sosial setiap waktu dan tempat dalam skala lokal maupun global.
  • New Conceptions of The Biological Body’s Relationship to Technological Media: Suatu tantangan untuk menerima manusia, alam, teknologi, dan media sebagai penunjang teknologi yang nyata dan maya.
  • New Patterns of Organization and Production: Penyusunan kembali dalam budaya media, industri, ekonomi, akses, kepemilikian, kontrol, dan regulasi.

New Media atau yang sering kita sebut sebagai media baru tentunya memiliki karakteristik. Terdapat total 6 karakteristik dalam media baru, meliputi:

  • Digital: Hal ini dapat dijelaskan bahwa media baru sangat berbeda dengan apa yang dimiliki media lainnya. Perbedaan itu dapat dilihat dari semua proses seperti pemasukan data akan dirubah menjadi bentuk angka. Data-data tersebut kemudian akan muncul dalam berbagai bentuk lainnya seperti grafik, teks, diagram, foto, video.
  • Interaktivitas: Interaktivitas di sini adalah masyarakat dituntut untuk memiliki peran (ikut campur tangan). Komunikasi yang terbentuk tidak lagi komunikasi satu arah melainkan komunikasi dua arah. Hal tersebut secara umum dapat diartikan ketergantungan pengguna dengan media ditentukan oleh lamanya interaktivitas bertahan. Jadi, dalam hal ini masyarakat dituntut untuk aktif bukan hanya sekedar menjadi pembaca.
  • Hypertextual: Hypertext sendiri diartikan sebagai teks yang menawarkan/ menyediakan jaringan dari link-link teks lain yang berada di atas, luar, dan di balik teks itu sendiri. Hal tersebut dapat dijelaskan bahwa media baru terbagi dari berbagai jaringan yang telah disusun sedemikian rupa. Di dalam jaringan tersebut terdapat berbagai pintu masuk yang dapat membawa kita untuk berselancar atau masuk ke suatu hal di dalam internet. Untuk masuk ke berbagai pintu di internet inilah diperlukannya penghubung. Penghubung inilah yang dapat disebut sebagai hypertext.
  • Networked: Networked sendiri dapat diartikan sebagai berjejaring. Dalam hal ini dapat dijelaskan bahwa media baru tentunya memiliki jaringan yang begitu banyak. Jaringan-jaringan tersebut tentunya juga memiliki koneksi satu dengan lainnya.
  • Virtual: Virtual dapat diartikan sebagai maya. Media baru menawarkan suatu hal yang maya tetapi hampir sama dengan dunia nyata. Hal ini dapat dijelaskan bahwa media baru menyediakan berbagai macam informasi yang terlihat nyata.
  • Simulated: Simulasi di sini dapat dibilang sebagai maya. Biasanya lebih mengarah pada sifat imitasi. Dalam hal ini simulasi lebih menekankan pada suatu hal yang tidak nyata dan hanya berupa tiruan semata saja. Contohnya seperti permainan simulasi the sims yang ada di komputer. Permainan tersebut hanya merupakan tiruan saja dan tidak dapat menjadi kenyataan.

Setelah pembahasan mengenai karakteristik media baru, lantas bagaimana penerapan karakteristik media baru dalam jurnalisme online?

Detik.com merupakan salah satu produk dari jurnalisme online yang tentunya termasuk juga dalam media baru. Dalam hal ini, penulis akan membahas sedikit mengenai karakteristik media baru dalam Detik.com.

Detik.com sudah menerapkan karakteristik dalam media baru. Jika kita melihat pada halaman/ laman pada Detik.com di sana dapat terlihat bahwa Detik.com sendiri sudah menampilkan hal-hal digital. Hal digitalnya dapat dilihat dari saat kita sudah tersambung pada internet dan masuk ke halaman Detik.com maka akan muncul pilihan berita disertai dengan gambar-gambarnya, selain itu juga terdapat pilihan-pilihan lainnya di halaman home. Pada halaman Detik.com juga muncul beberapa iklan yang menghiasi. Beberapa di antaranya berupa gambar bergerak. Hal ini juga menunjukkan Detik.com masuk ke dalam karakteristik media baru “digital”.

Karakteristik dari media baru “interaktif” juga terlihat pada portal berita Detik.com. Hal tersebut ditunjukkan dengan adanya kolom komentar pada setiap berita yang diterbitkan pada portal ini selain itu juga terdapat tanggapan reaksi anda mengenai berita tersebut yang ditampilkan dengan simbol-simbol emoticon. Untuk karakteristik dari hypertext tentunya dengan mudah ditemukan pada portal berita Detik.com. Apabila pembaca memilih suatu judul berita (berita) yang sudah diterbitkan di portal berita tersebut hanya dengan “meng-klik” judul berita tersebut maka akan langsung terhubung langsung pada berita yang dipilih.

Networked pada Detik.com pun tentu telah memenuhi karakteristik dari media baru karena Detik.com hanya dapat diakses melalui jaringan internet saja. Virtual dan Simulated dalam Detik.com juga sudah dapat ditemukan dengan adanya lampiran foto maupun video pada berita-berita yang ditampilkan sehingga tak jarang beberapa pembaca juga ikut menempatkan posisinya pada suatu kejadian di berita yang mereka baca.

Sumber:

Lister. M. et al. (2009). New Media: a critical introduction 2nd Edition. New York: Routledge

Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun