Mohon tunggu...
Yudi Minda
Yudi Minda Mohon Tunggu... Penulis - Marketer | Minda Art Production

Digital Marketer at Minda Art https://www.mindastudio.com WA.me/62811661160 (Chat Only)

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Mengapa Penyair Membuat Puisi?

16 Januari 2023   10:30 Diperbarui: 16 Januari 2023   17:18 473
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Di Selat Sunda - Foto: MindaStudio.com/YUDI MINDA

Orang yang tidak menyukai sastra, akan merasa aneh dan heran kenapa seorang menulis puisi atau sajak? Atau Mengapa Penyair Membuat Puisi?

Ada kalanya seorang yang sibuk dia mau dan tidak bisa membaca artikel atau konten yang terlalu panjang, sehingga tidak lagi nampak titik atau koma, apalagi yang kurang menarik minatnya. Kecuali benar-benar diperlukan karena isi content-nya itu sendiri. Terpaksa dibaca karena 'kepentingan'nya. 

Baca juga: Aku Kau dan KUA

Tapi bagaimanapun pentingnya kalau memang benar-benar sulit dicerna, terpaksa ditinggalkan juga karena bahasa yang berbelit-belit dan sulit dimengerti.

Mengapa Penyair Membuat Puisi

Taman Bandara Minangkabau Padang Pariaman - Dok. MindaStudio.com/YUDI MINDA
Taman Bandara Minangkabau Padang Pariaman - Dok. MindaStudio.com/YUDI MINDA

Berikut Alasan Mengapa Seseorang (tidak mesti penyair) itu membuat atau menulis Puisi? 

Mengapa seorang itu atau penyair itu membuat puisi atau menulis sajak? Apakah hal ini meng-indikasikan kecengengan penulis tersebut? Ataukah Penulisa Puisi atau sajak ini mempunyai maksud, makna atau manfaat lain?

Seseorang itu menulis untaian kata-kata dan dirangkai menjadi Puisi karena:

1. Mengikat Ilham

Secara garis besar puisi mungkin menyampaikan ungkapan rasa yang sedang bergelora dalam jiwanya atau dalam benak kepala. Kalau tidak segera ditulis, niscaya akan lupa. Dan untuk mengingatnya kembali atau memanggil ingatan akan apa yang ditulis tersebut bukan hal yang mudah, dan hampir bisa dipastikan mustahil dan tidak bisa dipanggil atau diingat kembali, karena sifatnya itu ilham.

2. Ungkapan Rasa atau Perasaan

Terkadang cukup berisiko untuk mengungkapkan perasaan yang sedang dialami. Konsekuensinya bisa menyinggung pihak-pihak tertentu secara langsung, bahkan bisa berurusan dengan hukum, kalau misalkan perasaan kesal marah diterjemahkan ke dalam bentuk gerak fisik atau motorik. 

Selain merusak tatanan juga bisa saja berakhir masuk ke dalam jeruji besi penjara, minimal perang dingin dengan orang yang terlibat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun