Kematian akibat kecelakaan menimbulkan duka bagi keluarga dan negara.
"Semua warga Tanzania bersama Anda dalam duka setelah kematian 19 orang dalam kecelakaan itu," kata Perdana Menteri Kassim Majaliwa, berbicara kepada orang banyak yang berkumpul di bandara Bukoba.
Sebanyak 19 orang tewas ketika sebuah pesawat jatuh ke Danau Victoria di Tanzania pada  Minggu 06/11. Pesawat itu akan mendarat di Bukoba, di barat laut negara itu, dari ibu kota ekonomi Dar es Saalam. Dar es Salaam ke Bukoba, sebuah kota di tepi Danau Victoria, yang terbesar di Afrika dan di mana Sungai Nil naik.
"Kami sedang melanjutkan penyelidikan, kemungkinan dua orang tidak berada di dalam pesawat dan meninggal dalam operasi penyelamatan," kata Albert Chalamila.
Pesawat itu "jatuh di air sekitar 100 meter dari bandara," kata komandan polisi regional William Mwampaghale kepada wartawan di bandara Bukoba.
 Pesawat milik Precision Air, yang merupakan maskapai penerbangan swasta terbesar Tanzania  yang sebagian dimiliki oleh Kenya Airways.
Armadanya terdiri dari sembilan pesawat, termasuk tiga ATR 42-500, satu ATR 42-600 dan lima ATR 72-500. ATR-42 diproduksi oleh perusahaan Prancis-Italia ATR
Pada tahun 2007, sebuah penerbangan Kenya Airways dari kota Pantai Gading Abidjan ke Nairobi, ibu kota Kenya, jatuh ke rawa setelah lepas landas, menewaskan 114 penumpangnya.
Pada tahun 2000, penerbangan Kenya Airways lainnya dari Abidjan ke Nairobi jatuh ke Samudra Atlantik beberapa menit setelah lepas landas, menewaskan 169 orang sementara 10 lainnya selamat.
Pesawat yang kecelakaan saat mencoba mendarat di bandara Bukoba di tepi danau di tengah cuaca badai. Precision Air, pemilik pesawat yang jatuh, memastikan hanya 24 orang yang selamat dari kecelakaan itu. Dua dari mereka yang diselamatkan bukanlah penumpang dalam penerbangan itu tapi regu penyelamat.
