China adalah pendukung Ukraina dalam perang Rusia-Ukraina. Apakah benar demikian? Mari kita lihat.
China terbukti tidak  serius membantu Rusia dalam perangnya di Ukraina. Diduga China kesal, karena Rusia telah menjual senjata bernilai miliaran dolar ke negara-negara musuh besar China seperti India dan Vietnam.
China dan Rusia sepertinya setuju berdampingan kalau untuk melawan Amerika demi kepentingan politik.
Rusia  memberi China teknologi sistem pertahanan rudal S-400, kapal selam nuklir, dan pesawat tempur.
Tapi pada saat yang sama, ia juga memasok sejumlah besar kepada negara negara Asia Tenggara yang tidak suka kepada China.
Negara ini suatu waktu bisa jadi akan menjadi lawan juga.
Putin mungkin tahu bahwa China tidak dapat dipercaya.Itu karena China pernah mengklaim kota Vladivostok Rusia adalah milik China. China selalu bermimpi masa lalu semasa Kaisar China menguasai dunia.
Jika Rusia  memberikan kebebasan penuh kepada China, maka China juga dapat melakukan beberapa tindakan tidak bersahabat nantinya.
Kita kira Rusia menjaga keseimbangan dengan  terus memasok senjata ke negara-negara yang memiliki permusuhan lama dengan China.
Rusia melakukan pengiriman sistem pertahanan rudal S-400 ke India.
Menurut Institut Penelitian Perdamaian Internasional Stockholm (SIPRI), Rusia telah mengekspor peralatan militer senilai USD 7,53 miliar ke India dari 2015 hingga 2019.
Senjata dan sistem yang dibeli India dari Rusia termasuk kapal selam nuklir kelas Akula seperti INS Chakra, kapal induk seperti INS Vikramaditya dan pesawat tempur seperti Sukhoi Su-30MKI.
Rusia juga memberikan senjata kepada musuh China besar lainnya lain yaitu Vietnam. Sekitar 84 persen senjata Vietnam dibeli dari Rusia.
Cina dan Vietnam  pernah berperang sengit selama hampir satu bulan pada tahun 1979 karena perselisihan tidak hanya di Laut Cina Selatan, tetapi juga  di perbatasan kedua negara.
Rusia juga adalah pengekspor senjata terbesar kedua di dunia setelah AS ke Asia Tenggara. Hal yang tidak disukai China.
Negara ini  menyukai membeli senjata kepada Rusia karena tidak pernah melakukan embargo.
Menurut SIPRI, Rusia menjual $ 10,70 miliar ke negara-negara Asia Tenggara sampai tahun 2019, sementara AS hanya menjual $ 7,86 miliar senjata selama periode ini.
Rusia juga menjual senjata militer ke Myanmar. Â Rusia tidak peduli dengan apa yang terjadi dinegara tersebut. Tidak mempersoalkan apa yang terjadi disana, rezimkah, diktator atau anti demokrasi.
Rusia juga selalu siap menerima pembayaran melalui barter, Â tidak harus membayar tunai dengan uang. Indonesia pernah membeli Sukhoi dengan barter sawit.
Membeli senjata Rusia dianggap aman dibandingkan Amerika Serikat yang bisa tiba tiba menjatuhkan sanksi demi kepentingan politiknya.
Di Natuna, China tidak berani menganggu anjungan minyak Kerjasama pengeboran Indonesia dan Rusia.