Kondisi pria ini memang mirip dengan saya, tapi sesampainya di parkiran, saya merasa bersyukur dengan motor yang saya miliki, pria tersebut menggunakan motor sport, yang tentunya tidak memiliki bagasi yang cukup untuk membawa barang belanjaanya.
Berbahaya untuk "Pria Repot".
Sampai di pertigaan yang ada bangjo (lampu merah), saya masih melihat si "pria repot" ini, Nampak sekali dia kerepotan dengan barang belanjaan yang dia bawa di bagian depan motornnya tersebut.
Selepas pertigaan, saya berpisah dengan  "pria repot" tersebut, sampai sekarang saya tak pernah mengetahui kabar "pria repot" tersebut, tapi saya berharap dia dalam keadaan baik-baik saja.
Mengingat setelah kejadian itu, saya tak pernah mendengar kabar jika ada kecelakaan motor di wilayah Tembalang, karena ada orang yang kerepotan membawa barang belanjaan, saya percaya pria ini dalam keadaan baik-baik saja.
Kejadian ini hanyalah satu contoh, dimana ketidak adaan kantung plastik bisa menjadi sangat berbahaya dan membawa celaka, untung saja si "pria repot" ini memiliki kemampuan mengendarai sepeda motor yang cukup mumpuni, sehingga dia bisa membawa barang belanjaan dengan motornya.
Berdampak Besar.
Bisa saja ada orang yang kerepotan karena membawa barang belanjaan, lantas mengalami kecelakaan.
Dalam tulisan ini, saya tidak meminta untuk meniadakan peraturan mengenai kantung plastic ini, karena memang kondisi alam kita saat ini memang sudah darurat kantong plastik, limbah plastik. ini sangat berbahaya, butuh waktu yang sangat lama untuk bisa terurai, dan malah akan meracuni tanah.
Penutup.
Peniadaan kantung plastik ini seperi bentuk "new normal" atau "kenormalan baru" yang kita hadapi saat ini, awalnya akan terasa aneh, tapi lama-lama juga akan terbiasa dengan keadaan seperti ini.