Mohon tunggu...
Yudi Rahardjo
Yudi Rahardjo Mohon Tunggu... Sales - Engineer, Marketer and Story Teller

Movie Enthusiast KOMIK 2020 | Menulis seputar Worklife, Movie and Hobby

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Tiga Tahun Setelah Majalah Hai Berhenti Terbit, Apa yang Terjadi?

29 Juni 2020   20:39 Diperbarui: 29 Juni 2020   20:32 965
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
koleksi majalah Hai | dok. Pribadi

Saya ingat betul harganya majalah Hai di tahun tersebut adalah 15ribu rupiah, setelah membeli majalh tersebut dan membacanya, ternyata majalah Hai, literasi yang sangat tepat untuk saya di masa tersebut.

Mulailah saya kerap membeli majalah Hai, di kios Koran  yang ada di dekat SMA saya, hari senin yang merupakan hari terbitnya majalah Hai, menjadi hari yang paling ditunggu, majalah Hai menjadi bagian dari masa SMA saya dan menjadi sahabat karib saya.

Meskipun sudah bukan siswa SMA dan sudah berkuliah di Jogja, saya masih membeli majalah Hai secara rutin, karena merasa informasi dan pembahasan yang ada di majalah tersebut masih relevan dengan saya. Namun sayang di tahun 2017, saya tak bisa lagi membeli majalah Hai, karena majalah tersebut sudah berhenti terbit.

majalah Hai edisi terakhir | Dok. Pribadi 
majalah Hai edisi terakhir | Dok. Pribadi 

Tiga tahun lalu saya mengira, keputusan berhenti terbitnya adalah keputusan yang mengecewakan, masih banyak orang yang menyukai majalah Hai kenapa harus berhenti terbit ?

Saat sedikit riset untuk membuat tulisan ini, saya menemukan tulisan dari kompasianer bernama Abi Hasantoso, beliau adalah reporter dari Majalah Hai, dari tulisan beliau (baca di SINI) saya bisa mengetahui ternyata keputusan memberhentikan terbitnya majalah Hai bagi pihak redaksi juga merupakan keputusan yang berat, namun apa mau dikata, kondisi zaman sudah berubah.

Berhenti Terbit Keputusan Tepat.

Tak disangka,tiga tahun sudah berlalu, saat ini saya baru menyadari jika keputusan majalah Hai untuk berhenti terbit ternyata adalah sebuah keputusan yang tepat.

Kondisi zaman memang sudah berubah, tak bisa dipungkiri jika media cetak adalah bagian dari masa lalu yang sudah akan berganti, tidak heran jika banyak media cetak yang "terpaksa" berhenti terbit seperti album donal bebek dan berpindah ke media lain.

Sejatinya meskipun sudah berhenti terbit, majalah Hai tidak benar-benar lenyap dari muka bumi ini, seperti halnya donal bebek yang kisahnya tetap ada di seri animasi Disney, majalah hai juga masih aktif di media online, yaitu di website dan kanal  youtube.

Sampai saat ini media online majalah Hai, yaitu Hai.grid.id, sudah berjuang cukup baik, ada banyak konten menarik yang dihadirkan dalam media digital tersebut, segmentasi remaja pria juga masih cukup dipertahankan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun