Nampaknya masih belum, kebanyakan memang sudah memakai masker, tapi masih ada orang orang yang belum mengenakan masker, lagipula ketika berada dalama keramaian, orang orang masih berdesak-desakan.
Kita kembali membahas mengenai “Mr.Lockdown”, sebenarnya sah sah saja jika bapak Dedy menginginkan untuk menjuluki dirinya sebagai “Mr.Lockdown” karena sebelum adanya aturan PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar), beliau memutuskan untuk melakukan lockdown di kota Tegal.
“Benar saya ini Mr. Lockdown dan pak wakil walikota ini Mr.Beton”
Begitu ungkapan bapak Dedy Yon Supriyono di Balai Kota Tegal, dalam acara penerimaan bantuan dari Industri Jasa Keuangan.
Upaya Pencitraan.
Tapi dengan pemasangan billboard ini lain cerita, banyak pihak jika hal ini sudah masuk kedalam unsur politis berkaitan mengenai upaya beliau untuk terpilih kembali sebagai walikota di periode mendatang.
“Di awal awal momentum memang bagus, beliau (Dedy Yon) mendapat apresiasi di masyarakat, tapi dengan adanya embel embel “Mr.Lockdown” ini malah kesannya menjadi pencitraan, sangat disayangkan”
Hal tersebut dinyatakan oleh Bayu Arie Sasongko, Anggota Fraksi PKS DPRD Kota Tegal, tak hanya itu Bayu juga menyayangkan kegiatan buka puasa yang dilakukan bulan ramadhan kemarin, buka puasa yang dilakukan walikota bersama jajaran ASN di salah satu mall di kota Tegal tersebut, mengabaikan himbauan physical distancing.
Euophoria Berlebihan.
“Harusnya tak perlu melakukan euphoria karena ini bukan kompetisi, dan covid-19 statusnya sampai saat ini adalah bencana nasional, wilayah di sekitar kota Tegal juga mengalami kenaikan jumlah kasus yang pasien covid-19” Bayu menambahkan.