Mohon tunggu...
Yudi Rahardjo
Yudi Rahardjo Mohon Tunggu... Sales - Engineer, Marketer and Story Teller

Movie Enthusiast KOMIK 2020 | Menulis seputar Worklife, Movie and Hobby

Selanjutnya

Tutup

Gadget Pilihan

Beda Pandang Netflix, antara Kemendikbud dan Kemenkominfo

13 Januari 2020   11:53 Diperbarui: 13 Januari 2020   12:36 309
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Source: twitter @adriandhy

Netflix, layanan streaming televisi berbayar asal amerika serikat ini, memang sudah sejak tahun 2016 ini, tetapi menuai kontroversi beberapa waktu belakangan ini, dari dimulainya  ada rencana KPI (Komisi Penyiaran Indonesia) yang akan mengawasi isi dari tayangan netflix.

Tentu saja ini menuai banyak kritikan, mengingat kebanyakan tayangan dari Netflix adalah  film dan serial televisi dari Amerika, yang pastinya akan dianggap tidak sesuai dengan budaya masyarakat Indonesia oleh  KPI.

Bahkan operator seluler Telkomsel, memblokir Netflix ini, sehingga pengguna layanan operator ini tidak bisa menggunakan Netflik ini.

Dilarang Kominfo
Kementerian komunikasi dan informasi (Kemenkominfo) juga tidak menyukai adanya Netflix ini, Johny G Plateu, selaku Menkominfo, menghimbau supaya Netflik Indonesia, untuk sementara tidak beroperasi di Indonesia. Serta untuk pemblokiran tersebut, Menkominfo mengatakan jika masih ada pilihan lai yang lebih bagus, yaitu acara yang ada di televisi dan film film Indonesia yang ada di bioskop.

Diapresiasi Kemendikbud
Setelah menuai banyak kecaman, secara mengejutkan, Kemendikbud mengumumkanakan mengadakan kerjasama dengan netflix dan akan membuat film-film yang banyak mendukung pendidikan Indonesia. Hal ini diumumkan bersama pihak Netflix, di kantor Kemendikbud Jakarta, hari kamis tanggal 9 Januari 2020 lalu.

"Kami apresiasi Netflix yang memberikan dukungan terhadap pertumbuhan perfilman Indonesia, kemitraan ini kita lakukan sebagai upaya mendukung dan menginternasionalkan produksi film anak bangsa" kata Nadiem Makari, selaku Menteri pendidikan  dan kebudayaan.

Bahkan secara mengejutkan , Nadiem Makarim, mengatakan jika beliau sangat menyukai acara acara yang ada di Netlik, dan mendukung adanya Netflix.

Dua Pandangan yang Berbeda
Dua kementerian ini punya dua pandangan yang berbeda dalam menyikapi Netflix, mungkin ini disebabkan karena kementerian ini berasal dari generasi yang berbeda, Mendikud saat ini adalah Nadiem Makarim, seorang yang lebih karab disapa sebagai "Mas Menteri", karena usianya yang masih muda dan  berasal dari generasi milenial, sedang menkominfo saat ini, Johny G Plateu,yang saat ini sudah berusia 63 tahun, dan masuk ke generasi sebelum generasi milenial atau disebut generasi baby boomers.

Memang generasi milenial, atau generasi yang lebih muda,memiliki cara pandang yang berbeda, yang lebih memilih untuk menghadapi perubahan, karena memang sudah terbiasa menghadapi perubahan, berbeda dengan generasi sebelumnya yang cenderung sedikit menerima perubahan, bahkan mungkin anti terhadap perubahan.

Penutup
Sangat disayangkan beda pandang ini terjadi dalam pemerintahan Indonesia, karena perbedaan generasi  membuat beda cara pandang antar satu kementerian dengan yang lainnya, tentu kita mengharapkan antar lembaga bisa berkoordinasi demi kebaikan di negeri ini.

Referensi: 1,2

Mohon tunggu...

Lihat Konten Gadget Selengkapnya
Lihat Gadget Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun