Mohon tunggu...
Yudi Kresnasurya
Yudi Kresnasurya Mohon Tunggu... Lainnya - PRIBADI BIASA

BERSYUKURLAH MAKA ENGKAU BAHAGIA

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

1 Oktober, Hari Kesaktian Pancasila, Lalu Apa?

1 Oktober 2020   15:27 Diperbarui: 1 Oktober 2020   15:35 63
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Masyarakat Indonesia setiap tanggal 1 Oktober ramai memperingati Hari Kesaktian Pancasila biasanya ditandai dengan pemasangan bendera. Sehari sebelumnya yani tanggal 30 September biasanya diawali dengan memasang bendera setengah tiang. Hal ini sebagai pertanda hari berduka nasional, karena memang pada tanggal tersebut pada Tahun 1965 memang terjadi peristiwa yang sangat memilukan hati bangsa Indonesia bahkan termasuk peristiwa yang paling mengerikan yakni Peristiwa Pemberontakan oleh Partai Komunis Indonesia (PKI). Akhirnya peristiwa tersebut dikenal dengan G-30S PKI.

Sedikit mengulas ke belakang, bahwa PKI pada masa Orde Lama sudah beberapa kali mencoba mengadakan pemberontakan atau penyerangan untuk memaksakan kehendak mereka menguasai Negara Indonesia. Beberapa diantaranya yang terkenal adalah Tahun 1948 serta Tahun 1965. Merupakan sesuatu yang tidak aneh mengapa PKI mengadakan pemberontakan terhadap negara Indonesia sendiri karena ideologi yang mereka miliki memang bersebrangan bahkan bertentangan dengan  ideologi Negara dan Bangsa Indonesia yakni Pancasila.  Pancasila dalam  Sila Pertama saja sudah menyatakan secara bulat menyakini semua kekuasaan ada pada Tuhan YME, tetapi ideologi komunis sebaliknya, menganggap Tuhan tidak ada bahkan agama dianggap sebagai candu.

Peristiwa G-30S PKI merupakan salah satu peristiwa yang sangat memilukan Bangsa Indonesia. Peristiwa tersebut menjadi puncak pemberontakan atau makar dari PKI terhadap negara dan bangsa Indonesia.

Saat itu PKI sudah merasa di atas angin untuk meraih kekuasaan tertinggi di Indonesia, tinggal selangkah lagi untuk menggapai keinginan mereka. Mereka hanya tinggal merebut Angkatan Darat yang merupakan halangan terberat mereka, sehingga tidak heran pada peristiwa G-30S PKI semua target pembunuhan mereka berlatar belakang TNI AD.

Hampir saja rencana mereka membunuh semua target tercapai, namun Alloh SWT berkendak lain. Salah satu target yang sangat penting yakni Jenderal AH Nasution berhasil lolos dari rencana tersebut walaupun sempat tertembak kakinya. Lolosnya Sang Jenderal kemudian menjadi titik balik untuk menggagalkan semua rencana PKI bahkan memberangus keberadaan PKI di Indonesia.

Peristiwa pada tanggal 1 Oktober 1965 secara cepat memukul balik semua kegiatan PKI yang sebelumnya berhasil menguasai beberapa instansi penting. Kejadian  ini kemudian dijadikan dasar oleh Pemerintah untuk menetapkan tanggal 1 Oktober sebagai Hari Kesaktian Pancasila, di mana pada saat itu Pancasila dalam keadaan kritis dan hampir dihilangkan serta digantikan oleh ideologi komunis bila PKI berhasil dalam kudetanya namun akhirnya Pancasila tetap berdiri tegak. Bersyukur bahwa Alloh SWT melindungi Bangsa dan Negara Indonesia dari kejadian kudeta tersebut, serta menyelamatkan Pancasila sebagai ideologi bangsa dan negara Indonesia.

Kini setiap tanggal 1 Oktober selalu diperingati sebagai Hari Kesaktian Pancasila. Namun masyarakat terutama generasi muda banyak yang seakan acuh tak acuh terhadap peristiwa tersebut. Bahkan sebagian dari mereka mengganggap peristiwa G-30S PKI hanya dibesar-besarkan saja. Mereka seakan tidak peduli dengan peristiwa bersejarah tersebut. Hal ini bisa terjadi karena kini semakin sedikit pelajaran sejarah yang diajarkan di sekolah.

Pada masa-masa sebelumnya sebelum masuk era tahun 1990-an pernah diadakan pelajaran PSPB (Pendidikan Sejarah Perjuangan Bangsa). Namun kini pelajaran tersebut sudah tidak ada lagi. Hal ini turut menyumbang kemasabodohan mereka terhadap sejarah bangsa Indonesia. Sudah saatnya lagi Pemerintah mengidupkan pendidikan-pendidikan yang dapat meningkatkan rasa nasionalisme pada diri bangsa.

Mungkin PKI sudah tidak ada, tetapi bisa jadi ajaran-ajaran komunis masih bergentangan menghampiri bangsa kita, mencari pendukung agar komunis bisa hidup lagi tetapi dengan baju yang berbeda. Begitu juga ajaran -- ajaran lain selain komunis, yang bertentangan dengan Pancasila juga ada bergentayangan mecari pendukung.

Ajaran-ajaran tersebut bisa berlindung dengan jubah agama, budaya, ekonomi ataupun yang lainnya. Waspada adalah jalan yang sangat bijak untuk selalu menjaga dan merawat Pancasila tetap menjadi ideologi Bangsa dan Negara Indonesia, selain itu perlu pendidikan sejarah bangsa untuk menanamkan nilai-nilai nasionalisme di jiwa setiap bangsa.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun