Beberapa waktu terakhir ramai dibicarakan tentang rencana pemerintah akan menerapkan kebijakan "new normal" sebagai dampak dari adanya pandemi Covid-19. Kebijakan ini tentu akan membentuk karakter baru dalam bermasyarakat dan berkehidupan sehari -- hari. Namun demikian apakah kebijakan tersebut mampu untuk dilaksanakan secara kontinyu atau tidak, biarlah waktu nanti yang akan menjawab.
Sebenarnya bagi umat Islam kata -- kata "new normal" harus sudah ada dalam kamus hidup mereka. Umat Islam setiap tahun ketika menjalami ibadah di Bulan Ramadhan selalu diingatkan agar serius dalam beribadah karena Bulan Ramadhan merupakan bulan penyucian sekaligus pembakaran dosa -- dosa sehingga ketika selesai Bulan Ramadhan diharapkan seluruh  Umat Islam akan kembali fitrah, suci dari dosa laksana bayi yang baru dilahirkan.
Selanjutnya Umat Islam harus tetap menjaga kebaikan dan amalan -- amalan baik lainnya di luar Bulan Ramadhan serta meninggalkan hal - hal yang tidak bermanfaat atau tidak baik. Inilah yang bisa disebut juga dengan "new normal". Melaksanakan berbagai aktivitas yang tidak hanya bermanfaat bagi diri sendiri tetapi juga bagi orang lain.
Namun demikian, selama ini kenyataan yang ada adalah masih banyak Umat Islam yang justru setelah Bulan Ramadhan selesai, mereka seperti lupa untuk melakukan amalan -- amalan kebaikan. Tidak ingat lagi bagaimana merasakan perasaan orang -- orang yang lemah, tidak mampu atau tidak berkecukupan. Berbuat seakan -- akan melampiaskan dendam aktivitas yang selama Bulan Ramadhan tidak bisa dikerjakan atau karena dalam Bulan Ramadhan selalu terjaga. Ini juga merupakan aktivitas yang kembali lagi, namun tentu bukan dalam kategori yang baik sehingga tidak bisa disebut dengan kembali fitrah. Jauh dari kata suci dan bahkan mungkin bisa disebut dengan kata -- kata "tidak normal". Bagaimana tidak normal, karena seharusnya keluar dari Bulan Ramadhan Umat Islam harus  menjadi pribadi yang lebih baik, bermanfaat bagi banyak orang. Namun jika aktivitas yang dikerjakannya malah tidak bernilai baik maka ada yang salah pada dirinya ketika dia berada dalam Bulan Ramadhan tersebut.
Bagi seluruh Umat Islam marilah kita terus menerus memperbaiki diri, melakukan amalan -- amalan yang tidak hanya bermanfaat bagi diri sendiri tetapi juga bermanfaat bagi orang lain bahkan bagi seluruh alam ini. Hal ini tentu akan bisa kita terapkan bila kita sudah yakin untuk melakukan "new normal" yang artinya kita bersikap lebih baik dari pada yang sudah -- sudah.