Mohon tunggu...
yudi hermawanto
yudi hermawanto Mohon Tunggu... Guru - Guru

Pecinta buku, belajar sedikit menulis, dan suka film fiksi

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

LMS, Menyulitkan atau Memudahkan Guru?

9 September 2022   09:10 Diperbarui: 9 September 2022   09:18 180
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Menyusul dengan semakin berkurangnya pelaksanaan  pembelajaran jarak jauh, penggunaan LMS berbasis Google Suits dan Microsoft 365 menjadi sebuah dilema. Memunculkan pertanyaan, kalau sudah ketemu siswa secara tatap muka, masihkah diperlukan  LMS lagi ? 

Classroom dan Teams memang menghadirkan teknologi yang dapat dipergunakan untuk menggantikan kelas nyata menjadi kelas virtual. Keduanya sama - sama menghadirkan intensitas guru dan siswa melalui penggunaan video conferrence. Mereka juga berusaha dengan keunggulan masing - masing sebagai raksasa teknologi. Sebagai pengguna keduanya, saya melihat hal esensial yang membuat mereka begitu punya ciri khas, memudahkan.

Seperti di awal keberadaan google dengan produk - produknya, yang menawarkan kesederhanaan untuk menghadirkan kecepatan eksekusi. dalam 1 layanan yang mengintegrasikan produk - produknya.  Mereka menyediakan beragam layanan untuk dapat dipergunakan sebagai bahan media pembelajaran.

Bahkan, layanan video berbaginya, you tube, nyaris tak ada lawan.  Pendekatan berbeda dilakukan oleh Microsoft, tampilannya dibuat sebagaimana versi offline, yang mengandalkan antar muka yang cantik.

Sehingga apabila bekerja secara online, penggunanya akan mempunyai pengalaman yang sama saat bekerja offline, meskipun kecepatannya menjadi menurun.

Kedua produk ini menyediakan kelas virtual, dimana siswa dan guru bertemu dalam ruangan tersebut tanpa harus bertemu fisik. Tidak ada lagi alasan bagi guru untuk mengosongkan jam mengajarnya. 

Bagaimana dimasa offline ini ? 

Ada beberapa kajian yang tentang penggunaan LMS dari beberapa sumber nyata dan riset.

1. Belum meratanya infrastruktur teknologi yang mendukung pembelajaran. Bagi kebanyakan sekolah yang belum mempunyai kemampuan pengelolaan IT dari sisi infrastruktur, Pembelajaran kembali dilakukan dengan kepada intervensi teknologi yang minimal. Teknologi dalam media pembelajaran yang dipilih masih berkisar pemanfaatan presentasi dan video berbagi, yang dilaksanakan dengan bantuan LCD proyektor.  Interaksi dengan teknologi masih sebatas itu.

2. Kendala laten yang sering muncul adalah belum meratanya kemampuan guru dalam mempersiapkan perangkat mereka.  Sering, saat akan dimulai pembelajaran, perangkat yang ada tidak bisa berfungsi dengan baik. Jaringan internet yang tidak stabil, kesalahan dalam memasukkan kabel LCD maupun laptop yang mendadak tak bisa dipakai, sering menjadi pembenar untuk kembali ke masa lalu proses pembelajaran.  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun