Mohon tunggu...
yudi hermawanto
yudi hermawanto Mohon Tunggu... Guru - Guru

Pecinta buku, belajar sedikit menulis, dan suka film fiksi

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Masa Depan Indonesia Dalam Genggaman, Digitalisasi Ekonomi Pasca Pandemi Covid 19

13 Agustus 2022   10:48 Diperbarui: 13 Agustus 2022   10:59 238
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Prolog :

Mbesuk yen ana kreta mlaku tanpa jaran, tanah Jawa kalungan wesi, prahu mlaku ing duwur awang-awang, kali ilang kedunge pasar ilang kumandange. Iku tandha yen tekane jaman Joyoboyo wis cedak...

Sebagai pujangga yang prediktif, Ronggowarsito mampu menangkap tanda - tanda zaman berdasarkan pola - pola perilaku manusia. Saat ini Pasar bukan lagi tempat bertemunya orang yang membutuhkan dan mempunyai suatu barang untuk memenuhi kebutuhannya dan berada dalam sebuah lokasi tertentu. Di sanalah terjadi tawar menawar, hingga mencapai kondisi yang bisa diterima oleh kedua belah pihak. Semua serba kasat mata, dimana masing - masing dapat merasakan melalui panca indera tentang barang yang dimaksud. Perputaran roda ekonomi hanya berpusat di sekitar lokasi pasar itu berada.

Dalam prediksi Ronggowarsito, saat pasar tak lagi nampak rasa inderanya, maka itulah tanda akhir zaman. Dimana semuanya yang semula menggunakan aktivitas fisik beralih menjadi visual, berubah menjadi serba digital. Sebuah kondisi yang tidak harus dimaknai dalam kelam, tetapi sebagai tantangan besar untuk menciptakan kemakmuran bersama. Pasar yang sebelumnya hanya seluas beberapa meter persegi, mendadak bisa sebesar ribuan kilo meter yang mampu menjangkau semua sudut dimuka bumi ini.

Kominfo memprediksi bahwa Ekonomi Digital di Indonesia akan mencapai pertumbuhan lebih dari 4.000 triliun. Sebuah angka ramalan yang prestius, namun sangat realistis mengingat bahwa potensi "pasar" di Indonesia dengan populasinya yang juga sangat besar, juga semakin bertumbuh. Bahkan tanpa penataan infrastruktur pendukung, angkanya masih fantastis yakni lebih dari 1.000 triliun.

Disrupsi ini luar biasa. Pasar konvensional menjadi runtuh. Ia hanya mampu melayani kebutuhan masyarakat sekitarnya saja dan akibatnya hasil produksi menjadi tak bisa segera terdistribusi dengan baik. Jika produk UMKM saja tak segera laku, apalagi produksi barang yang sangat mengandalkan alam yang ketahanannya sangat rendah ?

Setidaknya ada 2 hal yang dapat dilakukan untuk meningkatkan pasar digital di Indonesiam oleh pelaku usaha. Digitalisasi dan Otomasi. Melalui digitalisasi rakyat Indonesia diajak untuk sesegera beradaptasi dengan perilaku digital. Semua hajat hidup orang banyak dapat dialihkan dengan memanfaat teknologi. Ini tentu bukan sekedar pernyataan "menyulitkan" orang, melainkan merubah sikap agar mereka mampu menyatu dengan kondisi yang sedang terjadi. Digitalisasi dimulai dari lingkup terkecil manusia, keluarga, dimana mereka harus diperkenalkan dengan perilaku digital dalam memenuhi kebutuhan sehari - hari.

Bidang Pendidikan, Kesehatan, Keuangan, lalu perdagangan. Keempat bidang itu telah mengalami disrupsi yang luar biasa. Keempatnya sangat berperan dalam kehidupan, bahkan dalam rentang usia yang termuda, sekaligus bisa menghasilkan cuan yang besar.

Pendidikan

Masih krusialkan sekolah tatap muka ? Bukankah belajar dan mengajar dari manapun tetap bisa dilaksanakan?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun