Mohon tunggu...
Yudi Hardi Susilo
Yudi Hardi Susilo Mohon Tunggu... Apoteker - Master of Clinical Pharmacy

Pernah belajar tentang obat dan racun

Selanjutnya

Tutup

Money

Pentingnya Edukasi bagi Calon Nasabah Bank Syariah

26 Agustus 2017   14:48 Diperbarui: 26 Agustus 2017   14:48 1040
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokumentasi pribadi

Bagi seseorang yang dibesarkan di lingkungan yang bernuansa bank konvensional, produk bank syariah awalnya tidak terlalu menarik untuk diikuti. Masih banyak istilah-istilah dalam bahasa Arab yang tidak akrab di telinga dan meskipun berkali-kali dijelaskan tetap belum terlalu jelas untuk dimengerti. Apalagi kemudian secara gencar produk bank konvensional menawarkan berbagai macam program yang memanjakan nasabahnya dari mulai kartu kredit, bunga kredit pinjaman rendah dan hadiah-hadiah dalam berbagai acara yang diadakan di daerah.    

Keberhasilan Bank Syariah untuk menarik nasabah, menurut saya, adalah tergantung dari program edukasi syariah di masyarakat. Seperti kata pepatah, tak kenal maka tak sayang, jika tak sayang maka tak akan menggunakan produknya secara loyal. Muatan edukasi haruslah mengandung kekuatan yang mampu menyentuh dan menggerakkan hati calon nasabah. Tidak sekedar menawarkan produk semata namun lebih persuasif memberikan motivasi yang membangkitkan kesadaran bahwa syariah penting dilaksanakan di seluruh aspek kehidupan termasuk dalam menggunakan jasa perbankan.

Sebagian orang yang pernah ditanya tentang produk bank syariah, berawal dari niat mereka menunaikan ibadah haji. Ketika kewajiban haji sudah tertanam begitu kuat dalam hati seseorang, tentu sekuat daya akan menyempurnakan tahapan-tahapannya mulai dari niat hingga pelaksanaannya nanti. Kekuatan bank syariah adalah menentramkan nasabah tentang produk yang bebas dari riba dan sesuai dengan kaidah syariah Islam. Para calon jamaah haji akan lebih mantab bila dalam proses yang dijalani tidak ada keraguan dalam hal syariah. Ini adalah keuntungan yang bisa dimiliki oleh Bank Syariah. 

Edukasi kepada masyarakat juga perlu dilakukan tentang istilah-istilah Arab yang masih asing bagi sebagian orang. Apakah masyarakat sudah faham apa itu mudharobah, musyarokah, ijarah, ar-rahnu, hawalah, istishna, kafalah, mudharib, wadiah, wakalah dan lain sebagainya. Apa urgensinya masyarakat untuk seharusnya menggunakan produk tersebut? Tidak semua orang bisa memahami istilah-istilah tersebut dan kemudian akan membandingkan dengan produk bank konvensional. 

Meskipun pengetahuan keislaman sangat kental dalam Bank Syariah, sebagai produk perbankan, tentu seharusnya bisa digunakan oleh seluruh lapisan masyarakat tidak hanya penduduk yang beragama Islam saja. Konsep Islam sebagai rahmatan lil alamin harus bisa dirasakan oleh seluruh pengguna produk perbankan. Halal dan bebas riba tidak hanya sekadar label saja namun benar-benar dirasakan dan dipahami pentingnya seseorang menggunakan produk halal dan bebas riba. Tidak masalah bila dalam penyampaian edukasi tidak menggunakan bahasa Arab. Bisa jadi ketika disampaikan dalam bahasa yang dipahami, masyarakat akan lebih bisa menerima.

Edukasi yang efektif tercermin dari penyampaian yang sederhana dan mudah dimengerti. Pengetahuan yang diterima oleh calon nasabah akan membentuk sesuatu sikap yang positif bila disampaikan dengan tepat. Pada setiap komponen masyarakat, metode edukasi bisa jadi berbeda-beda satu dengan yang lain. Materi edukasi yang disampaikan dengan lisan belum tentu sama dengan yang akan disampaikan secara tulisan. Tidak cukup dengan satu dua kali pertemuan dengan masyarakat. Intensitas edukasi juga berpengaruh terhadap keberhasilan.

Harapannya adalah edukasi syariah akan menghasilkan sikap dan perilaku yang syariah pula sehingga memantapkan dan menenteramkan masyarakat untuk menggunakan produk-produk Bank Syariah. Salam

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun