Mohon tunggu...
yudi biantoro
yudi biantoro Mohon Tunggu... Guru - Guru BK

Penyuka kata-kata, pengejar diksi bermakna...

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Melukismu

23 Mei 2019   21:25 Diperbarui: 23 Mei 2019   21:36 55
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Aku melukismu dengan mataku. Melihatmu seksama, lalu menuangkannya dalam kanvas memoriku. Satu demi satu detailmu menjadi padu. Tak lagi sketsa, tapi natural. Lukisan serupamu yang nyata di ujung mata. Ku cukupkan itu, ke hentikan disini, di pandangan mataku. 

Sebenernya ingin ku melukismu utuh. Tapi tak mungkin, aku terlalu rapuh untuk merekammu dalam keseluruhanmu. Wajahmu saja membuatku lalai dunia, bagamana bila seluruhnya. Tak kuasa menahan ingin memiliki. Ini tak boleh. 

Aku adalah pengagummu, bukan calon rajamu. Apapun tingkahmu, aku disini saja di antara luapan suka sukamu. Aku penunggu bulan terang di purnama kemarin, lusa dan entah untuk ke berapa purnama. Ku tunggui saja, hingga terbelahlah purnama. 

Ku pastikan, tak mungkin ku melihat purnamamu saja, akan ku pandangi langit biru bermega mega yang terlalu manis tuk di lewatkan. Yang sama indahnya, sama juga memberi rindu. Meski purnamamu tetap berbeda indahnya. 

Bagaimanapun aku tetap pengagummu, meski dalam diamku. 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun