Di depanku terhidang air putih dalam gelas kaca yang bening. Dalam kacanya memantul sketsaku, wajah yang teracak acak oleh cerita yang baru selesai kemarin. Aku termangu mengingatnya dan untuk kesekian kalinya tidak percaya.Â
Makin lama aku menatap kejernihannya, makin hanyut aku dalam kenangan kemarin. Mau ku hujat, tak bisa. Mau ku sumpah serapahi, tak mampu. Mau ku kutuk, tak tega. Inilah aku dalam termangu yang tak selesai.Â
Gelas ini seakan menyimpan wajahku, senang akan kebodohanku. Dia bahagia tentang duniaku yang terbalik. Yang tertawa menjadi muram, yang indah menjadi suram, yang terang menjadi buram.Â
Prank, kaca terbelah. Berantakan tak tentu. Serpihannya terberai. Gelas yang menjadi perwajahanku, atas kisah ku.Â