Hujan, sehabis kau hujani gereja tua itu, kau tinggalkan saja. Kau membikin genangan, membasahi jalan jalan yang tak bersalah. Lalu kau biarkan.Â
Kau buat langit masih saja kelabu, yang biru tak mampu bergerak, mungkin lelah melawan. Karna seharian sudah berjuang. Tapi tetap kalah.Â
Mungkin ada yang berpesan padamu. Ada yang meminta hujan turun deras agar tak terhenti. Agar aku tak bisa saling sapa. Aku benci.Â
Kalo kau berkenan menerima pintanya, tak bisakah kau menerima mauku. Aku hanya ingin sebentar bersapa. Ingin sedikit meliat senyum manisnya. Jangan kau halangi dia.Â
Aku tak ingin membencimu dan dia. Karna beralasan kau jadi penghalangnya. Karna kau ada untuk jadi romantisme kenangan bukan menjadi genangan yang menghitam.Â