"Enggak ada!"
Tiba-tiba saja vokalis wanitaku berbicara dengan spontan.
"Aku sama A Disa punya hubungan spesial!"
"Apa? Gak lucu, deh! Jangan becanda!"
Aku pun mulai memberanikan diri untuk bicara.
"Ya, dia benar! Aku sama dia udah menghianati komitmen kita! Jujur saja, kami gak mungkin bisa pacaran, apalagi dia kan sudah punya cowok! Hanya saja, bila dia masih menjadi vokalis di band kita, situasinya akan berbeda, dan kalian juga gak akan nerima, kan?"
Tak berselang lama, mereka meninggalkan kami berdua begitu saja, dan berkata, "Oke! Gue bener-bener kecewa sama kalian! Apalagi elu, Dis! Lu yang bikin komitmen, lu juga yang ngelanggar!
Mereka pun pergi. Aku hanya bisa pasrah dengan kejadian tersebut. Sementara itu, dia memeluk tubuhku dengan erat.
"A, maafin aku! Semua gara-gara kehadiran aku di grup ini, hingga band kita jadi bubar kayak gini!"
"Ya, mau gimana lagi, bahkan setelah ini aku akan lebih gelisah lagi."
"Kenapa?"