Mohon tunggu...
Yudi Permana
Yudi Permana Mohon Tunggu... Guru - Penggerak Pendidikan

Praktisi Pendidikan di Kabupaten Garut

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Selayang Pandang Perjalanan Guru Penggerak: Dari Pemikiran Ki Hadjar Dewantara hingga Pengambilan Keputusan

8 April 2021   17:03 Diperbarui: 8 April 2021   17:21 2383
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

D. Coaching dalam Pengambilan Keputusan

Dalam perjalanan pembelajaran,  penulis sekaligus calon guru penggerak sangat terbantu dengan metode coaching yang selama ini penulis hadapi dan pelajari. Pada saat pendampingan selama kurang lebih 4 kali kegiatan, pemikiran penulis terbuka dalam setiap pengambilan keputusan. Bimbingan dengan menuntun dan menggali potensi penulis, telah mengantarkan penulis dalam mengambil keputusan. Misalnya, pada saat bimbingan keempat, penulis merasa sulit untuk merancang praktik pembelajaran yang berdiferensiasi dengan mengintegrasikan aspek kompetensi sosial-emosional. Namun, setelah pendamping melakukan coaching terhadap coachee, maka coachee terbantu menemukan jawaban serta solusi yang harus dilakukan. Melalui coaching, coachee teringat, bahwa salah satu alternatif integrasinya adalah melakukan ice breaking.

 

E. Pembahasan Studi Kasus

Dalam sesi pembelajaran studi kasus yang dihadapkan pada dilema etika dan bujukan moral, maka penulis banyak dihadapkan pada kasus yang bersifat dilema etika diabanding dengan bujukan moral. Dilema etika mempertentangkan benar vs benar. Sementara bujukan moral mempertentangkan benar vs salah. Pada prinsipnya, nilai yang harus dimiliki oleh seorang pendidik adalah nilai-nilai yang mengacu pada 3 prinsip dilema etika dan 4 paradigma dilema etika. Prinsip dilemma etika itu meliputi berpikir berbasis hasil akhir (Ends-Based Thinking), berpikir berbasis peraturan (Rule-Based Thinking) dan berpikir berbasis rasa peduli (Care-Based Thinking). Sementara paradigma dilemma etika meliputi Individu lawan masyarakat (individual vs community), rasa keadilan lawan rasa kasihan (justice vs mercy) dan kebenaran lawan kesetiaan (truth vs loyalty) serta jangka pendek lawan jangka panjang (short term vs long term).

Pembahasan studi kasus tersebut memberikan dampak positif bagi nilai-nilai yang perlu dianut oleh seorang pendidik. Dampak yang dirasakan adalah adanya keyakinan untuk lebih percaya diri dalam pengambilan keputusan ketika dihadapkan dengan suatu persoalan. Disamping itu, nilai-nilai kebenaran menjadi hal yang utama untuk dijadikan sebagai prioritas. Terakhir, dampak positif lainnya adalah membiasakan seorang pendidik untuk banyak berefleksi diri serta berkolabarasi dengan rekan sejawat.

F. Dampak Pengambilan Keputusan

Ketika penulis menjalani kegiatan di SMAN 10 Garut, ketika itu pula persoalan acapkali muncul. Setiap persoalan yang dialami, kini diputuskan dengan pertimbangan prinsip dan paradigma serta langkah-langkah sesuai yang dipelajari. Ada beberapa dampak yang muncul pada setiap pengambilan keputusan yang diambil. Diantara dampak tersebut adalah:

  • Memberikan nuansa posistif bagi lingkungan kerja dan pembelajaran di kelas. Pengambilan keputusan direspon secara baik oleh rekan kerja karena melalui kolaborasi yang efektif
  • Di pembelajaran kelas, siswa tidak banyak reaktif atau protes dengan keputusan yang kita ambil, karena pengambilan keputusan yang dibuat memenuhi aspirasi dan mementingkan potensi siswa
  • Dalam lingkungan pembelajaran dan lingkungan kerja terasa aman, nyaman, setiap pegawai menjalankan keputusan sesuai dengan keadilan keadilan dan kepedulian
  • Kesulitan dalam Pengambilan Keputusan

G. Kesulitan dalam Pengambilan Keputusan

Tentu saja, pengambilan keputusan yang dilakukan oleh penulis tidaklah mulus seperti yang dibayangkan. Banyak kesulitan-kesulitan yang kerap ditemui penulis ketika pengambilan keputusan diambil. Diantara kesulitan sekaligus tantangan yang menjadi kendala saat mengambil keputusan diantaranya:

  • Jika Hal yang dijadikan sebagai objek keputusan memiliki hubungan geneologis, hubungan kekerabatan dengan seseorang yang akan memutuskan, maka keputusan menjadi berat dan dilematis
  • Mengidentifikasi persoalan yang mengandung nilai kebenaran cukup sulit karena kebenaran yang dihadapi berifat nisbi atau relatif, maka cara untuk menjustifikasi bahwa perilaku atau kejadian itu benar menjadi sumir.
  • Jika kita kurang memiliki data yang akurat, maka pengambilan keputusan menjadi cukup sulit juga
  • Jika yang kita hadapi adalah rekan senior atau yang berpengaruh di suatu daerah, maka hal tersebut menjadi kesulitan tersendiri
  • Mindset rekan kerja yang berhaluan kolot serta kurang peduli dengan perubahan zaman yang harus mengedepankan kebutuhan yang berpihak pada murid menjadi kendala besar dalam proses pengambilan keputusan.
  • Pengaruh terhadap Memerdekan Murid

Pengambilan keputusan yang dilakukan oleh seorang pendidik harus berpengaruh terhadap keberpihakan kepada murid. Bagaimanapun, murid adalah orang utama yang harus dilayani, dituntut, dibesarkan dikembangkan atas segala potensinya. Prinsip keadilan merupakan piranti untuk mendisiplinkan siswa, namun prinsip kepedulian merupakan gagasan besar untuk memperlakukan murid tumbuh dan berkembang sesuai kodratnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun