Mohon tunggu...
Yudhistira
Yudhistira Mohon Tunggu... Mahasiswa - .

.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Peningkatan Kualitas Tenaga Kerja sebagai Faktor Pendukung Pertumbuhan dan Pembangunan Daerah

21 November 2022   21:15 Diperbarui: 21 November 2022   21:32 265
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Sebuah anugrah yang patut disyukuri, Indonesia menjadi negara dengan kekayaan alam yang luar biasa diantara negara-negara yang lain. Seperti yang kita tahu, nenek moyang kita merupakan seorang pelaut, Hal ini menjadi bukti sebegitu kaya alam di Indonesia ini. 

Berdasarkan buku yg diterbitkan oleh Kementerian Kelautan dan Perikanan pada tahun 2017, setidaknya Indonesia menjadi tempat tinggal bagi 20%-25% jenis ikan di dunia. Adapun data yang bersumber dari LIPI pada Maret 2019 menujukkan fakta kekayaan laut Indonesia yang mencapai 2.772 Trilliun Rupiah. 

Tak hanya di laut saja, daratan Indonesia juga mengantongi kekayaan yang luar bisasa mulai dari hutan hujan tropis yang menduduki peringkat 3 terbesar didunia dengan luas 99 juta hektar dan diklam mampu menyumbangkan 25%-30% oksigen di muka bumi. Adapun hasil bumi yang juga melimpah meliputi tembaga, emas, perak, minyak bumi dan batu bara.

Namun bagi Sebagian orang yang sadar, ini bukan menjadi sebuah kebanggaan yang patut diagung agungkan. Banyak masalah yang akan terjadi ketika kita tidak mampu mengelola sumber daya alam yang melimpah ini dengan baik. 
Presiden Jokowidodo mengatakan bahwa kekayaan sumber daya alam yang dimiliki Indonesia tidak bisa menjamin kesejahteraan masyarakat dan kesuksesan Indonesia sebagai sebuah negara dalam jangka waktu panjang.
"Ini perlu ditekankan karena SDA sering kali justru memanjakan dan membuat malas, mengalahkan daya juang, lengah, serta tidak mendorong berinovasi dan berkreativitas," kata Jokowi dalam Rembuk Nasional Pendidikan di Sawangan, Depok, Selasa (6/2). Hal ini terbukti dengan banyaknya negara dengan SDA yang melimpah, namun justru dicap sebagai negara miskin, penuh konflik, hingga masalah eksploitasi. 
Permasalahan ini diakibatkan oleh pola pikir masyarakatnya yang selalu bergantung pada kekayaan alam dan berharap SDA yang ada bisa menjamin kehidupanya, sehingga mengakibatkan kemalasan dan hilangnya kreatifitas serta usaha untuk berinovasi. 
Berbanding terbalik dengan  negara yang minim secara SDA namun memiliki SDM yang baik, maka negara tersebut dapat lebih maju dikarenakan pola pikir masyarakatnya yang terus berinovasi dan bisa berdiri sendiri serta tidak bergantung pada sumber daya alam.
Dewasa ini, sumber daya manusia erat hubungannya dengan tenaga kerja sebagai faktor pendukung pembangunan daerah. di Indonesia, istilah pembangunan seringkali berkonotasi sebagai pembangunan di bidang infrastruktur atau fasilitas fisik. 
Padahal, pada dasarnya pengertian pembangunan secara umum adalah sebuah proses perubahan yang terus menerus untuk mencapai keadaan yang lebih baik berdasarkan norma-norma tertentu. 
Dalam arti lain, pembangunan dapat didefinisikan sebagai seperangkat usaha yang terencana dan terarah untuk menghasilkan sesuatu yang dapat dimanfaatkan dalam memenuhi kebutuhan dan meningkatkan kesejahteraan hidup manusia. Salah satu faktor pendukung pembangunan yaitu adanya tenaga kerja. Sedikit mengulik permasalahan tenaga kerja di berbagai wilayah di Indonesia yang mana angka pengangguran lebih tinggi daripada tenaga kerja produktif. 
Dikutip dari laporan doing bisnis di Indonesia, World Bank dan IFC (2012) menyatakan bahwa terdapat beberapa faktor utama yang menjadi hambatan penyerapan tenaga kerja di Indonesia, salah satunya yaitu kurangnya tenaga kerja terdidik, infrastruktur yang buruk dan kerangka kebijakan yang berbelit-belit. 
Hal tersebut juga sejalan dengan penelitian yang dilakukan Purna dkk (2010) yang menyatakan bahwa rendahnya penyerapan tenaga kerja terjadi karena Link and Match (keterkaitan dan kecocokan) antara dunia pendidikan dan dunia usaha belum berjalan dengan baik. 
Mengingat kebutuhan tenagakerja skala global di era ini lebih mengedepankan tenaga kerja berkemampuan tinggi dengan spesialisasi tertentu ditambah kemampuan bahasa asing dan etos kerja yang tinggi, membuat kita harus sesegera mungkin memperbaiki kualitas SDM guna memenangkan persaingan.Di era modern ini, hampir semua negara menjadi pasar bebas akibat dari liberalisasi perdagangan. 
Masukya berbagai lembaga/perusahaan asing dan tenaga kerja luar negeri yang berkualitas tinggi menjadikan tenaga kerja dalam negeri tersingkirkan akibat kalah dalam segi kualitas. Hal ini menyebabkan tingkat ketergantungan Indonesia pada tenaga kerja asing makin tinggi, sementara tenaga kerja Indonesia hanya menjadi tenaga kerja kasar saja. 
Oleh karena itu, untuk meningkatkan kualitas SDM Indonesia agar menjadi modal pembangunan yang bernilai dan dapat menciptakan tenaga kerja yang andal, maka perlu dilakukan berbagai upaya sistematis, terencana, terpadu, berkesinambungan, dan manusiawi. 
Usaha tersebut dapat berupa perbaikan pendidikan secara menyeluruh menyangkut pendanaan dan kesejahteraan pelaku pendidikan, latihan kerja, peningkatan penguasaan bahasa asing, penguasaan teknologi informasi, perencanaan ketenagakerjaan yang akurat, pembuatan Sistem Informasi Ketenagakerjaan, dan pemanfaatan pasar kerja skilled di luar negeri. Upaya-upaya ini akan dijelaskan lebih detail pada poin-poin dibawah ini: 1. Peningkatan mutu PendidikanMengingat betapa pentingnya peranan pendidikan, maka sektor ini harus memperoleh porsi yang besar dalam pembangunan. Namun sayangnya, sektor ini kurang mendapat perhatian dari pemerintah, dibuktikan dengan ketidaksungguhan pemerintah dalam pendanaan yang terbilang sangat minim. Dana untuk sktor ini masih kalah jika dibandingkan dengan dana untuk sektor perbankan, militer, dan pembangunan fisik. 
Solusi yang bisa dilakukan yaitu melalui peningkatan porsi dana pendidikan, perombakan kurikulum, peningkatan kesejahteraan guru, pemenuhan alat-alat laboratorium dan perpustakaan, program buku murah, sekolah murah, dan kerja sama dengan negara lain secara intensif.
2. Penguasaan bahasa asingDi era global saat ini bahasa asing merupakan sarana utama untuk berkomunikasi bisnis, kerjasama, pendidikan, alih teknologi, dan lain-lain. Berkembangnya berbagai perusahaan yang mempunyai jaringan internasional menyebabkan kebutuhan akan tenaga kerja yang mempunyai kemampuan bahasa asing semakin besar. 
Maka dari itu, pemerintah perlu mengadakan kelas bahasa untuk masyarakatnya. Hal ini juga bisa diterapkan di semua jenjang sekolah mulai dari SD hingga perguruan tinggi.
3.Penguasaan teknologi informasiMenurut Hartono (2002) teknologi informasi merupakan kunci pokok bagi tenaga kerja untuk berkiprah di era global ini Hampir semua lembaga membutuhkan TI sebagai sarana untuk manajemen maupun untuk membantu pengambilan keputusan. Adanya TI juga memunculkan kebutuhan tenaga kerja baru lain yang berkaitan dengan TI, seperti teknisi, ahli perangkat lunak dan perangkat keras, programmer, operator, dan lain-lain.

4. Latihan kerjaLatihan kerja merupakan tahapan penting yang mesti dilewati oleh para pencari tenaga kerja. Padahal, disinilah konsep link and match antara dunia pendidikan dengan pasar kerja dapat dibangun. Dengan ini, pemerintah dapat mengembangkan Balai Latihan kerja (BLK) sebagai lembaga latihan kerja dan bekerjasama dengan Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) atau lembaga lain. 5.Penyempurnaan sistem informasi ketenagakerjaan Salah satu kelemahan manajemen ketenaga kerjaan di Indonesia adalah lemahnya sistem informasi ketenagakerjaan (SIK). SIK dapat menyajikan peta ketenagakerjaan untuk memberikan informasi berapa jumlah pencari kerja, klasifikasi ketrampilan/spesialisasi, lapangan kerja apa saja yang tersedia atau potensial, di mana, berapa persentase yang dapat terserap tiap periode tertentu, bagaimana tingkat kesejahteraan, dan lain-lain.
Dengan langkah-langkah tersebut diharapkan tenaga kerja Indonesia mempunyai daya saing yang kuat dalam dunia kerja, baik pada pasar lokal maupun pasar global. Hanya saja yang perlu diperhatikan adalah jangan sampai tujuan pemberdayaan SDM justru kurang memperhatikan aspek kemanusiaannya. 
Bila hal ini tersebut terjadi, maka tidak akan terjadi eksploitasi tenaga manusia, apalagi manusia terseret arus globalisasi kapitalis yang mereduksi nilai-nilai kemanusiaan. 
Jadi, dapat disimpulkan, untuk meningkatkan laju pertumbuhan dan pembangunan daerah, harus dimulai dari banyak sektor. Karena masalah tenaga kerja ini bukan masalah sepele yang mana penanganannya harus dilakukan dari akar permasalahannya seperti pendidikan, pola pikir, ekonomi dan lain-lain. Untuk itu, langkah yang tadi diharapakan menjadi prasyarat mutlak untuk memberdayakan manusia Indonesia, khususnya tenaga kerja guna meningkatkan laju pertumbuhan dan pembangunan di setiap daerah di Indonesia.

Sumber :

https://www.kumpulanpengertian.com/2015/04/pengertian-dan-tujuan-pembangunan-daerah.html
https://artikelsiana.com/pengertian-pembangunan-tujuan-menurut-para-ahli-ciri-ciri/
https://www.kompas.com/skola/read/2020/05/28/110000269/potensi-sumber-daya-alam-indonesia
https://new-indonesia.org/jokowi-sda-tidak-menjamin-kesejahteraan-selamanya/
https://journal.upp.ac.id/index.php/cano/article/view/629/403

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun