Mohon tunggu...
Yudhistira Widad Mahasena
Yudhistira Widad Mahasena Mohon Tunggu... Desainer - Designer, future filmmaker, K-poper, Eurofan.
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

He/him FDKV Widyatama '18

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Iklim Sudah Berubah, Saatnya Generasi Muda Bertindak

14 November 2022   19:03 Diperbarui: 14 November 2022   19:05 167
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

Bismillahirrahmanirrahim.

Konferensi Tingkat Tinggi Iklim COP27 diadakan di kota Sharm el-Sheikh, Mesir, pada tanggal 6-18 November 2022. Pada konferensi, Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa, Antonio Guterres dari Portugal, menyatakan bahwa situasi umat manusia saat ini seperti sedang melaju di "jalan tol menuju neraka iklim".

Iklim Bumi saat ini sudah berubah. Karena global warming (pemanasan global), planet kita tercinta semakin panas. Badai terjadi lebih sering dan lebih hebat daripada saat-saat sebelumnya, kekeringan meningkat, spesies hewan dan tumbuhan banyak yang punah, dan manusia kekurangan makanan.

Ulah manusia juga turut andil dalam perubahan iklim. Hutan adalah paru-paru dunia. Seringkali kita mendengar berita tangan-tangan nakal merusak hutan, menebang hutan secara haram, dan membangun daerah pertanian dan pemukiman di daerah perhutanan. Hutan yang berfungsi memproduksi oksigen dan menyerap karbon dioksida yang ada tidak lagi dapat menyerap karbon dioksida jika hutan terus-menerus digunduli.

Akibat global warming inilah, sungai juga surut. Sungai-sungai dunia seperti Colorado, Rhein, Danube, dan Tigris semakin surut karena gelombang panas akibat global warming. Saat musim kemarau, hujan jarang turun, akibatnya sungai menyurut.

Lantas bagaimana tugas generasi muda dalam menyikapi perubahan iklim?

Sangat mudah, yaitu:
1. Melakukan tebang pilih. Tebang pilih berarti menebang kayu berkualitas terbaik di suatu era hutan, dan membiarkan pohon yang pertumbuhannya terhenti, lambat, atau berbentuk tidak keruan agar dapat mempertahankan kondisi ekologis di area hutan yang ditinggalkan oleh penebang.
2. Melakukan reboisasi. Reboisasi artinya menanam kembali pohon agar alam menjadi hijau sehingga tidak berisiko terbahayakan oleh bencana seperti tanah longsor dan letusan gunung berapi. Biasanya dilakukan di lokasi hutan yang sudah gundul.
3. Melestarikan pohon. Pohon itu paru-paru dunia, harus kita lestarikan. Banyak hewan yang hidup di atas atau dalam pohon, seperti tupai, burung, dan hewan lain.
4. Memilah sampah menurut jenisnya. Sampah harus dibuang di tempatnya, dan dengan membuang sampah sembarangan kita secara tidak sadar telah berkontribusi memperburuk perubahan iklim yang disebabkan oleh global warming.

Ada tiga jenis sampah:
1. Sampah organik, yaitu sampah bahan alami yang dapat didaur ulang, seperti kertas atau sisa-sisa makanan. Buanglah di tempat sampah organik.
2. Sampah anorganik, yaitu sampah bahan sintetis yang tidak dapat didaur ulang, seperti plastik dan stirofom. Buanglah di tempat sampah anorganik. Atau manfaatkan menjadi prakarya yang bagus.
3. Bahan berbahaya dan beracun, seperti limbah toksik.

Yang terpenting adalah, sampah harus dibuang di tempatnya dan jangan dibakar. Karena dengan membakar sampah, kita memperburuk kualitas udara.

Generasi muda zaman sekarang jangan hanya tahu K-pop, J-pop, atau M-pop. Mereka juga harus menjaga lingkungan tetap top.

Tabik,
Yudhistira Mahasena

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun