Mohon tunggu...
Yudhi Hertanto
Yudhi Hertanto Mohon Tunggu... Penulis - Simple, Cool and Calm just an Ordinary Man

Peminat Komunikasi, Politik dan Manajemen

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Membendung Prasangka di Layanan Kesehatan

12 Januari 2023   14:24 Diperbarui: 12 Januari 2023   19:10 362
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi (Gambar oleh Parentingupstream dari Pixabay)

Narasi curang beredar melalui video pendek. Tersebar di banyak whatsapp group. Substansi isinya terpapar dalam kompilasi pernyataan para anggota dewan yang terhormat. Pokok bahasan yang disampaikan mengenai keluhan pada pelayanan kesehatan. Sesuatu yang disandarkan pada prasangka.

Layanan kesehatan, merupakan bentuk jasa yang mengandalkan prinsip saling percaya (mutual trust). Bilamana syarat dasar itu tidak terpenuhi, maka yang tersisa hanyalah kecurigaan. Serba salah. Padahal dibutuhkan kemauan bersama untuk bekerjasama, guna mendapatkan hasil maksimal.

Perlu ada upaya menjelaskan dari perspektif yang berbeda, dari potongan video berjudul "Pemerintah Diminta Tindak Tegas RS Curang ke Pasien", agar kita mendapatkan pemahaman utuh, sehingga tidak tercipta ruang konflik di ranah publik. Beberapa pilihan diksi yang dipergunakan perlu diperjelas.

Pertama tentang kesembuhan. Kondisi sembuh dalam spektrum medik, jelas membutuhkan otorisasi dari pemilik kewenangan medis, dalam hal tersebut para dokter yang bertugas. Indikasi kesembuhan tidak ditentukan dari sebentar atau lamanya perawatan di sebuah rumah sakit.

Pendek kata, secara sederhana kesembuhan dimaknai sebagai kondisi tertanganinya keluhan dasar melalui hasil diagnosa dokter dengan berbagai instrumen pendukungnya. Disana peranan keilmuan dibutuhkan. Sebab, tidak ada jaminan lebih lama di rumah sakit maka pasien dipastikan sehat.

Situasi yang hampir tipikal juga mengenai konsep gawat darurat. Bagi publik, semua hal yang dianggap penting sebagai kegawatdaruratan. Padahal dalam kacamata medis, upaya penanganan pasien bertingkat levelnya dari mulai gawat, darurat, atau gabungan keduanya gawat darurat.

Apa yang ada dalam benak masyarakat awam, berbeda dengan realitas yang dihadapi oleh tenaga medis. Hal itu harus terus dijembatani dengan edukasi dan pemahaman, bukan sebaliknya, dikonstruksi melalui narasi yang berpotensi meruntuhkan kepercayaan kepada pemberi pelayanan.

Kedua mengenai pemulangan. Sembuh dan pulang tidak dapat diasumsikan sebagai satu kesatuan. Kesembuhan adalah proses berkelanjutan.

Dengan begitu, kepulangan merupakan bagian dari upaya penyembuhan yang dilakukan diluar rumah sakit. Prinsip awalnya pemenuhan kebutuhan dasar medis.

Sehingga, jika para dokter yang telah melalui proses pendidikan tidak sebentar, terlebih disumpah dan telah dinyatakan kompeten secara legal untuk memberikan penanganan serta pelayanan menyatakan pasien dapat dipulangkan, maka hal itu bermakna penanganan lanjutan merupakan aspek kombinasi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun