Mohon tunggu...
Yudhi Hertanto
Yudhi Hertanto Mohon Tunggu... Penulis - Simple, Cool and Calm just an Ordinary Man

Peminat Komunikasi, Politik dan Manajemen

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Memastikan Peran Negara Post-Pandemi

23 September 2021   11:46 Diperbarui: 24 September 2021   05:31 232
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Seorang pedagang yang mengenakan masker melintas di depan mural imbauan untuk melawan COVID-19 di Jakarta, Minggu (29/11/2020).| Sumber: ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat/aww.

Dibagian penghulu, pola dan budaya hidup bersih sehat publik harus menjadi pakem baru yang tidak bisa dipisahkan sebagai bentuk formula dasar untuk bisa mengatasi masalah wabah. Hal ini disebabkan alasan (i) sains tidak hadir secara tiba-tiba, (ii) pengetahuan bersifat kolektif dan akumulatif.

Great Reset

Pandemi membuka ruang refleksi akan kelemahan model kehidupan modernitas yang kita jalani saat ini. Dalam kajian Schwab & Malleret, 2020, Covid-19: The Great Reset mengungkapkan bahwa tekanan wabah menyebabkan kehidupan yang timpang dalam kesenjangan.

Pergerakan di masa pandemi mengalami perlambatan, kondisi itu mengingatkan kita kembali untuk memutar ulang pola kehidupan di masa depan. Solusi yang ditawarkan (i) pembentukan pasar yang lebih adil, (ii) memastikan kesetaraan dan keberlanjutan, serta (iii) memanfaatkan teknologi 4.0 bagi agenda kepentingan publik.

Pengelolaan sumber-sumber ekonomi secara inklusif, adil, dan berorientasi pada kesinambungan alam akan menjadi kunci transformasi yang lebih baik bagi dunia setelah pandemi berlalu. Lebih jauh lagi, dibutuhkan kepemimpinan serta tata pemerintahan yang mengedepankan tujuan-tujuan sosial.

Kita tentu tidak bisa bergantung pada fase kekebalan kelompok -herd immunity sebagaimana masa di mana wabah berkuasa. Era post pandemi perlu membuka ruang kembali untuk memikirkan dan memastikan peran negara secara integral bagi kepentingan pemilik kuasa negara, yang dengan itu kekuasan menjadi tidak terpisahkan dari akar legitimasinya yakni masyarakat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun