Mohon tunggu...
Yudhi Hertanto
Yudhi Hertanto Mohon Tunggu... Penulis - Simple, Cool and Calm just an Ordinary Man

Peminat Komunikasi, Politik dan Manajemen

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Wajah Politik di Sistem Kesehatan

5 Agustus 2021   04:42 Diperbarui: 5 Agustus 2021   04:47 81
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Sehat! Saat ini kita hidup dalam dunia yang terbalik. Hasil yang positif menjadi pertanda infeksi dan penularan, sebuah isyarat negatif, demikian pula sebaliknya. 

Status positif dan negatif bertukar. Kesehatan fisik mengoyak aspek kejiwaan. Pandemi membuka kotak pandora. Wabah menguak tabir, semakin terang kondisi sistem kesehatan nasional.

Pandemi seolah menjadi pilihan, antara penyelamatan ekonomi atau menjaga ketahanan kesehatan. Sementara itu, jumlah korban paparan penyakit menular bertambah dari waktu ke waktu.

Sebagai entitas nasional, saat ini kita mengalami kegoyahan dari pucuk hingga akar sosial. Kelangkaan terjadi, mulai dari masker, obat, bahkan vaksin hingga oksigen sangat terbatas.

Bisa jadi kombinasi penyebabnya tidak tunggal, kepanikan publik berhadapan dengan limit ketersediaan, dipengaruhi oleh tata kelola yang tidak terfokus pada aspek solusi pembenahan.

Dibalik kenaikan kasus paparan wabah, arah kebijakan nampak bimbang. Tarik ulur kepentingan terjadi. Meski berharap pandemi dieliminasi, kita harus bersiap untuk hal terburuk.

Relasi Politik

Sistem kesehatan nasional limbung, setelah sebelumnya terhuyung-huyung. Penambahan kapasitas sistem pelayanan kesehatan dapat dilakukan, bagaimana sumber daya manusianya?

Sementara itu, pengetesan dan pelacakan serta vaksinasi masih belum mencapai titik optimal. Potensi yoyo efek terjadi, dengan model turun naik kasus berulang secara ritmik.  

Penanganan permasalahan kesehatan masyarakat terhubung dengan ranah politik. Kebijakan menjadi bagian penting mengatasi penyakit serta penderitaan yang timbul.

Kapasitas anggaran yang terbatas, bukan pembatas kemampuan untuk sigap menuntaskan problem riil publik. Kemampuan menempatkan prioritas menjadi bagian dari keberpihakan serta sensitivitas akan situasi yang terjadi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun