Mohon tunggu...
Yudhi Hertanto
Yudhi Hertanto Mohon Tunggu... Penulis - Simple, Cool and Calm just an Ordinary Man

Peminat Komunikasi, Politik dan Manajemen

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Covid-19, ke Mana Mau Menuju?

14 Juli 2021   14:45 Diperbarui: 14 Juli 2021   15:33 129
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dipanggil, berpulang, menghadap, kembali. Frasa kata itu menjadi terbiasa di hari-hari terakhir ini. Kematian tidak sayup-sayup tersembunyi. Berita duka deras terkirim seiring arus pasang pandemi.

Krisis! Kiranya begitu kondisi yang dapat menggambarkan situasi saat ini. Identifikasi sebuah krisis terlihat melalui situasi anomali. Kita tidak sedang dalam suasana yang baik-baik saja.

Kepanikan adalah respon alamiah yang terjadi dalam krisis. Terlebih ketika tiada pemandu yang dapat dipercaya dalam mengambil keputusan, serta menunjukan arah menuju jalan keluar.

Pandemi, menurut Schwab & Malleret, Covid-19: The Great Reset, 2020 menyebut apa yang dialami dunia sekarang adalah fenomena yang memaksa kita untuk menyetel ulang tata kehidupan bersama.

Dunia modern ditandai dengan posisi yang saling bergantung, kecepatan dan kompleksitas dipaksa menyesuaikan diri dengan paparan wabah. Akan terjadi proses adaptasi dari model kehidupan di masa mendatang pada berbagai bidang.

Pertanyaan menariknya, bagaimana kita bisa keluar dari belenggu ini? Bill Gates dalam, How to Avoid Climate Disaster, 2021, menyampaikan dibutuhkan asupan pengetahuan yang saling berkolaborasi dengan berfokus pada kelompok rentan.

Kita tengah berada di persimpangan jalan menghadapi pandemi, berada di dua cabang pilihan: mampu mengatasinya atau justru jatuh terperosok di dalamnya. 

Kita berharap akan hal yang terbaik, namun juga harus bersiap untuk berhadapan dengan kondisi terburuk.

Pada paparan Fareed Zakaria, Sepuluh Pelajaran untuk Dunia Pasca Pandemi, 2021 menyebut pandemi menjadi alarm serta sinyal pengingat, termasuk bagi kehadiran kekuasaan untuk menyelamatkan warganya. 

Penentu kemampuan mengatasi pandemi akan terkait pada kualitas kekuasaan, keterlibatan publik serta intervensi ilmu pengetahuan. Bingkai penutup dari pelajaran Fareed, juga dikontribusikan oleh kapasitas kepemimpinan.

Situasi krisis multidimensi terjadi, dimulai dari sektor kesehatan menular ke berbagai bidang: politik, ekonomi, sosial hingga budaya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun