Lebih jauh, praktik jurnalisme yang tidak mendasarkan dirinya pada kebenaran dan hati nurani, sebut Kovach & Rosenstiel, semakin memperkuat dampak kerusakan yang terjadi.
Di bagian akhir, hal yang dipertaruhkan adalah masa depan kehidupan sosial bersama. Semakin hari kita makin merasakan dampak polarisasi, selain hilangnya minat beroposisi.
Keterbelahan adalah bahan bakar bagi ambisi kekuasaan. Tidak heran, keriuhan akan selalu menjadi tampilan dominan. Meski kontestasi 2024 masih lama, atmosfer kompetisinya mulai terasa.
Kembali lagi pada upaya untuk menegakkan kebenaran, maka data dan fakta menjadi posisi pembeda. Proses kurasi, verifikasi dan literasi dibutuhkan oleh semua pihak.
Media sosial menjadi bagian yang tidak terelakkan dari laku jaman. Karena itu, baik media massa, tradisional maupun media baru hanya akan dibedakan dari sejauh mana bisa dipercaya publik, memiliki legitimasi dan kredibilitas.
Lawan dari distorsi adalah resonansi, meluruskan kembali kebenaran menjadi tugas bersama, media menjadi elemen sarana pengungkitnya, kita semua memiliki peran dan tanggung jawab.
Tentu saja agar tenunan dan rajutan kebangsaan ini tidak semakin koyak-moyak.