Mohon tunggu...
Yudhi Hertanto
Yudhi Hertanto Mohon Tunggu... Penulis - Simple, Cool and Calm just an Ordinary Man

Peminat Komunikasi, Politik dan Manajemen

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Jerat Ilusi Dunia Digital

7 Juni 2021   14:02 Diperbarui: 7 Juni 2021   14:36 154
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Posisi yang dibangun dari hasil pemikiran dalam buku tersebut, mengisyaratkan perlunya penyusunan ulang serta pencermatan atas kondisi proyeksi kehidupan di masa mendatang.

Solusi sebagai jalan keluarnya, akan sangat tergantung dari pilihan manusia, baik di ranah privat maupun sebagai bagian publik, dalam sistem jejaring sosial secara bersama.

Situasi yang dijelaskan dalam buku itu, beririsan dengan pemikiran Neil Postman, Teknopoli: Budaya, Saintisme, Monopoli Teknologi, 2021, yang menyebut bahwa teknologi pada puncaknya akan mendikte kehidupan manusia, tidak hanya memonopoli namun sampai pada tahap final mendominasi secara mutlak.

Meski begitu, Firman tidak terjebak dalam relung refleksi yang dramatis akan dampak buruk dunia digital. Bahwa ada hal-hal negatif yang ditimbulkan oleh teknologi digital adalah hal yang tidak bisa diabaikan, perlu dievaluasi

Tetapi juga perlu dicatat bila terdapat pencapaian-pencapaian baik dari kehidupan di era online yang juga belum pernah ada di babak kesejarahan sebelumnya. 

Di titik tersebut, kesadaran manusia perlu ditumbuhkan, dikembangkan, serta dirawat agar tidak mengubahnya sebuah kehidupan yang mekanistik, dan sebaliknya diharapkan mampu menghidupkan nilai humanistik penuh perikemanusiaan.

Tantangan umat manusia dimulai dari berbagai perubahan peradabannya, termasuk di kondisi aktualnya melalui jagat digital. 

Dibutuhkan ketercerahan akal budi dan rasionalitas, agar teknologi menjadi sarana akselerasi bagi kehidupan manusia yang lebih baik, serta mereduksi potensi dampak negatif yang mungkin dihasilkannya.

Literasi dibutuhkan agar kita tidak semakin dalam terjerat dalam ilusi yang dimunculkan di dunia teknologi digital.

Kita tidak perlu menjadi kelompok tersisih sebagaimana luddite yang dikenal sebagai para pekerja tenun Inggris yang menghancurkan mesin-mesin pemintal benang di abad-19 sebagai bentuk ekstrim penolakan teknologi.

Perlu disadari, teknologi secara dinamis merupakan hasil karya manusia yang tidak terelakkan. Perlu cara-cara baru dalam berhadapan dengan kemajuan tersebut.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun